Wanti-wanti DPRD soal Proyek Tol Semarang-Demak

Wanti-wanti DPRD soal Proyek Tol Semarang-Demak Salah satu sisi tanggul laut di Kota Semarang, Jateng, yang akan terintegrasi dengan tol Semarang-Demak. (Foto: Kementerian PUPR)

SEMARANG - DPRD Jawa Tengah (Jateng) meminta pembangunan jalan tol Semarang-Demak tak merusak ekosistem lingkungan setempat. Karenanya, harus betul-betul dalam perencanaannya.

"Limpahan air sungai, sedimentasi, perubahan arus air laut, dan tentunya ekosistem flora-fauna, perlu benar-benar diperhatikan. Jangan sampai niat baik, berujung kerusakan," ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso.

Baca juga:
Tiga Proyek Tol Jateng-DIY Segera Dilelang
Hendi Sesumbar Tanggul Laut Semarang Mengatasi Rob

Jalan tol Semarang-Demak bakal memiliki panjang 27 kilometer. Sekitar 10,63 kilometer di antaranya, merupakan tanggul laut. Membentang dari Kaligawe, Kota Semarang-Morosari, Demak.

Bagian tanggul laut merupakan hilir Sungai Babon dan Sungai Sringin. Lokasi terparah abrasi selama ini.

Berdasarkan besteknya (detail engineering design/DED), tol bakal dilengkapi dua kolam retensi seluas 240 hektare dan 45 hektare. Selain tanggul laut.

"Di sana banyak tumbuh spesies mangrove yang khas dan banyak biota laut dan sungai. Perlu dicarikan solusinya," ucapnya, melansir Antara.

Pengerjaannya diproyeksikan menelan Rp12,24 triliun. Pun membutuhkan lahan 5.352.216 meter persegi (1.523 bidang tanah). Baru 446.426 meter persegi (8,34 persen) yang dibebaskan.

Proyek tersebut diklaim juga untuk mengatasi banjir, rob, dan permukaan tanah. Di Kaligawe hingga Kecamatan Sayung, Demak.