Wabup Kebumen Akui Penanganan Stunting Belum Optimal

Wabup Kebumen Akui Penanganan Stunting Belum Optimal Pemkab Kebumen mengevaluasi penanganan stunting (Foto: Laman kebumenkab.go.id)

Kebumen, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen mengevaluasi penanganan stunting, Selasa (3/8). Wakil Bupati (Wabup) Kebumen, Ristawati Purwaningsi mengakui, secara umum kegiatan penurunan stunting belum optimal dikarenakan pandemi.

"Secara umum kegiatan penurunan stunting masih belum optimal dikarenakan pandemi Covid-19," kata Ristawati, dilansir dari laman kebumenkab.go.id.

Ristawati mengatakan, angka kasus stunting di Kabupaten Kebumen beberapa tahun terakhir ini terus mengalami penurunan. Di tahun 2020, kasus stunting mencapai 15,34 persen. Angka tersebut tergolong menurun dibanding tahun 2019, yakni 19,6 persen. 

Lebih lanjut Ristawati menjelaskan, per Februari 2021 angka stunting di kebumen mencapai 12,96 persen. Dirinya menargetkan angka stunting di tahun 2022 turun menjadi 11,50 persen.

"Untuk data terakhir di bulan Februari 2021, dari jumlah balita di Kebumen, sebanyak 71.220 terdapat 9.231 kasus stunting atau sekitar 12,96 persen. Ditargetkan di tahun 2022, angka kasus stunting menurun hingga 11,50 persen," sambungnya.

Wabup Kebumen mengklaim, keterbatasan anggaran di OPD (organisasi perangkat daerah) karena rasioanalisasi dan refocusing untuk penanganan Covid-19, menyebabkan pengalokasian anggaran untuk stunting menjadi terabaikan atau belum prioritas.

Melalui evaluasi ini, Wabup mendorong percepatan penanganan stunting di semester I dan II tahun 2021.