SPAM Wosusokas Dianggap Merugikan Wonogiri

SPAM Wosusokas Dianggap Merugikan Wonogiri Komisi D DPRD Jateng memantau intake SPAM Wosusokas di Kabupaten Wonogiri, Jateng, Senin (29/4). (Foto: DPRD Jateng)

WONOGIRI - Proyek pembangunan jaringan air baku di Solo Raya, Jawa Tengah (Jateng), dianggap merugikan masyarakat Wonogiri. Lantaran mendapat jatah paling sedikit. Selain tak tepat sasaran: Kecamatan Selogiri dan Wonogiri.

"Semestinya kecamatan lain yang sangat membutuhkan. Wilayah Selogiri dan Wonogiri kota sudah dapat. Dari PDAM Wonogiri," ujar Wakil ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso.

Baca: 2023, Sragen Dapat Distribusi Air 100 Liter per Detik

Proyek tersebut mengunakan sumber air di Waduk Gajahmungkur, Wonogiri. Untuk mengairi Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, dan Sragen (Wosusokas).

Program nasional ini bernilai Rp1,2 triliun. Diklaim menghasilkan 1.475 liter per detik. Untuk 580.000 warga.

Bantuan air mestinya didistribusikan ke wilayah lain. Seperti Kecamatan Eromoko, Giriwoyo, Giritontro, Pracimantoro, Paranggupito, dan Manyaran. Lantaran tak memiliki cadangan air. Jika tiada hujan selama dua wulan.

"Suplai air tidak dibawa ke selatan. Katanya. Karena di daerah utara (Sukoharjo, Surakarta, Karanganyar, dan Sragen, red), penduduknya lebih banyak," ucap Hadi.

Karenanya, dia meminta, suplai air diarahkan ke selatan. Dengan membangun jaringan pipa dan silo-silo penampung air di Eromoko atau Manyaran. Lalu dialirkan via silo menuju permukiman. Dengan gaya gravitasi.

"Kalau pendekatannya ekonomi an sich dan hanya dimaknai bisnis, lebih baik tujuan untuk mengentaskan kekeringan pada proyek itu, dihapus saja," imbuhnya ketus.