Satgas Pangan DIY Gencar Awasi Distribusi Pangan

Satgas Pangan DIY Gencar Awasi Distribusi Pangan Ilustrasi pedagang sayur di pasar. (Foto: Ist)

YOGYAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggencarkan pemantauan distribusi pangan di lima kabupaten dan kota menghadapi libur Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019.

Kepala Seksi Pangan dan Penyaluran Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Guntur Wahyu Anggoro mengatakan, Satgas Pangan yang telah dibentuk pada November itu terdiri atas unsur Polda DIY, Disperindag DIY, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre DIY, serta Dinas Pertanian DIY.

"Mulai awal Desember kami sudah turun di kalangan distributor hingga pedagangan sampai tingkat bawah," kata Guntur di Yogyakarta, Sabtu (15/12).

Menurutnya, gangguan distribusi pangan baik karena hasil pertanian atau industri perlu diwaspadai setiap menghadapi momentum hari besar keagamaan dan akhir tahun. Melonjaknya harga komoditas pangan, kata dia, tidak jarang disebabkan aksi-aksi penimbunan.

Pengawasan bersama Satgas Pangan, kata dia, lebih ditekankan untuk mencegah adanya penimbunan kebutuhan pokok yang mengakibatkan gejolak harga di pasaran. Namun, berdasarkan pengecekan di sejumlah pasar tradisional maupun pihak distributor, secara umum kondisi persediaan seluruh kebutuhan pokok di DIY aman.

"Kalau ada potensi penimbunan langsung kami beri teguran. Kalau masih tidak bisa langsung kami cabut izin usahanya," ungkapnya.

Meski secara umum saat ini harga komoditas pokok masih stabil, terdapat sejumlah komoditas yang harus dipantau tren harga maupun persediaannya. Komoditas tersebut seperti gula pasir, beras, serta telur ayam. Pasalnya, komoditas tersebut kerap mengalami lonjakan permintaan mendekati Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019.

Untuk menjaga stabilitas harga pangan, Disperindag DIY bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY juga menggelar operasi pasar (OP) beras mulai November 2018. Untuk periode November beras yang digelontorkan mencapai 26 ton dan pada Desember 2018 mencapai 21 ton. 

"Kami targetkan beras OP sudah habis sampai 20 Desember 2018," ujarnya. (Ant)