Ribuan Hektare Sawah Terimbas Kekeringan Waduk Botok

Ribuan Hektare Sawah Terimbas Kekeringan Waduk Botok Seorang anak berjalan di sekitar areal tambak yang mengering di Kabupaten Indramayu, Jabar. (Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara)

SRAGEN - Ribuan hektare di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), tak lagi mendapatkan air dari Waduk Botok. Sejak awal Mei 2019. Hasil panen terancam tak maksimal.

"Para petani yang belum panen, hanya mengandalkan hujan atau sumur pantek. Ada juga beberapa bagian tanaman padi yang mengering. Tidak bisa dipanen," ujar operator pintu Waduk Botok, Sutrisno, Jumat (14/6).

Luas lahan yang tak lagi teraliri air Waduk Botok mencapai 1.988 hektare. Tersebar di Kecamatan Kedawung dan Karangmalang. Pangkalnya, menukil Kedaulatan Rakyat, debit air menyusut signifikan.

Debit air waduk sisa 450 liter per detik. Hanya mampu mengairi maksimal 500 haktare. Di sekitar lokasi. Total lahan pertanian yang biasa dialiri 2.488 hektare.

Air hujan. Salah satu sumber air Waduk Batok. Selain delapan bendungan di Kabupaten Karanganyar yang hulunya berada di Kemuning. Waduk mampu menampung 1.250 liter per detik. Potensinya 2.000 liter per detik.

Cakupan layanan irigasi Waduk Botok mencapai 16 desa. Plus Desa Botok di Kecamatan Kerjo, Karanganyar.

"Saat hujan deras di hulu, maka debitnya bisa sampai 5.000 liter per detik. Artinya, saat musim penghujan, banyak air yang dibuang. Sementara, saat kemarau, kekurangan air," ucap dia.

Sutrisno menambahkan, kekeringan tahun ini lebih cepat. Sebelumnya berlangsung pada Juli-Agustus.