Puso, Petani Mulai Ajukan Klaim Asuransi

Puso, Petani Mulai Ajukan Klaim Asuransi Seorang anak berjalan di sekitar areal tambak yang mengering di Kabupaten Indramayu, Jabar. (Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara)

SEMARANG - Sejumlah petani di Jawa Tengah (Jateng) yang mengalami puso kala kemarau, mulai mengajukan klaim asuransi. Untuk mengurangi beban kerugian.

"Saat ini, (asuransi tani) baru untuk komoditas padi. Klaimnya sebesar Rp6 juta per hektare," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Suryo Banendro, di Kota Semarang, Rabu (14/8).

Baca juga:
Ribuan Hektare Sawah Terimbas Kekeringan Waduk Botok
Kekeringan, 500 Hektare Sawah Banyumas Puso

Puso, Tanaman Padi Jadi Pangan Ternak

Pemerintah pusat menanggung biaya asuransi 225 ribu hektare sawah. Sedangkan pemerintah provinsi (pemprov) kover 45 ribu hektare.

Sebesar 20 persen (Rp36 ribu) dari total nilai premi Rp180 ribu ditanggung petani. "Petani miskin dengan sawah di bawah 0,5 hektare, premi ditanggung oleh pemerintah," katanya.

Distanbun Jateng mencatat, 9.676 hektare di 21 kabupaten mengalami puso. Rasio luas sawah gagal panen sebesar 0,7 persen.

Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Grobogan. Mencapai 1.827 hektare. Berikutnya Pati 1.791 hektare dan Wonogiri 1.204 hektare.

Suryo menerangkan, pihaknya telah mengupayakan mitigasi puso. Selain melalui asuransi. Seperti menginformasikan kepada petani terkait kondisi iklim berdasarkan pantauan BMKG.

Selanjutnya, merekomendasikan penggunaan varietas toleran kekeringan. "Kemudian, menerapkan sistem pengairan berselang. Sehingga, penggunaan air lebih efisien," ucapnya, menyitir Suara Merdeka.

Distanbun pun menganjurkan petani mengikuti pola tanam yang ditetapkan. Juga menggunakan pupuk organik. Agar daya ikat air dalam tanah meningkat.