Petani Garam Pati Kurangi Produksi

Petani Garam Pati Kurangi Produksi Petani garam di Desa Panggung, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jateng, tengah memanen. (Foto: Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Pati - Stok garam di pasaran melimpah. Permintaan cenderung lesu. Produsen garam konsumsi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), pun memangkas produksinya.

"Kami tidak mau merugi lebih banyak. Pembuatan garam konsumsi tetap disesuaikan dengan permintaan," ujar Pengelola Usaha Dagang UD Garam Kerang Pati, Eko, Selasa (26/3).

Produksi mulanya setiap hari. Pola berubah dalam beberapa bulan terakhir. Menjadi 2-3 hari saja.

Pasokan bahan baku garam lokal juga melimpah. Harga di tingkat petani hanya Rp500-Rp600 per kilogram. Garam siap distribusi dipatok Rp800-an per kilogram.

Saban Februari-April, berdasarkan pengalaman lalu, harga jual melonjak. Musim panen telah lewat. "Kenyataan saat ini, justru harganya sangat murah," ucap dia.

Kelebihan stok dipicu panjangnya musim kemarau. Terjadi kelebihan produksi. Banyak pula yang menimbun dan dilepas saat musim hujan.

Tingginya volume impor garam, menjadi variabel lainnya. Apalagi, garam industri merembes ke pasar untuk konsumsi masyarakat.

Murahnya harga garam turut dipersoalkan petani asal Rembang, Darwoko. Kini cuma Rp800 per kilogram. Tiga pekan sebelumnya Rp925 per kilogram.

"Sekarang harganya sangat murah. Di bawah Rp1.000 per kilogram," ungkapnya. Dirinya menjual stok garam kala harga Rp925 per kilogram. Khawatir harga kembali turun dan merugi.