Perayaan Waisak di Borobudur, Disparpora Kabupaten Magelang Catat Kenaikan Pergerakan Ekonomi dan Wisata

Perayaan Waisak di Borobudur, Disparpora Kabupaten Magelang Catat Kenaikan Pergerakan Ekonomi dan Wisata Penerbangan lampion saat perayaan Tri Suci Waisak di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur. Sumber foto: beritamagelang.id

Kabupaten Magelang, Pos Jateng - Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang mencatat momen perayaan Tri Suci Waisak yang dipusatkan di Candi Borobudur membawa dampak positif bagi sektor wisata dan perekonomian. Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Achmad Husein mengatakan, momen tersebut juga menjadi ajang promosi bagi sejumlah obyek wisata di sekitaran Candi Borobudur.

"Sudah pasti, momen Waisak menjadi ajang promosi wisata Kabupaten Magelang, di sisi lain mendorong dan menggerakkan ekonomi di wilayah ini," kata Achmad Husein, seperti dikutip dari beritamagelang.id, Selasa (17/5).

Menurut Husein, perayaan Tri Suci Waisak di Borobudur juga mampu menggerakan kegiatan seni. Hal itu menunjukkan, bahwa apapun kegiatan di Borobudur baik itu event regional, nasional maupun internasional, semuanya mampu mendorong pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang.

"Saya lihat sejak hari Jumat sampai Senin, ada kegiatan seni, keagamaan dan UMKM yang menyertai kegiatan Waisak. Seperti beberapa pameran, pesan damai antar umat beragama di Candi Pawon dan lain sebagainya," ujarnya.

Husein menambahkan, pada hari Minggu (15/5), juga terekam beberapa kegiatan perekonomian di garis imajiner Mendut, Pawon dan Borobudur. Ia menilai, antusias masyarakat sangat tinggi dalam menangkap peluang ini.

Husein menyebut, selain perayaan Tri Suci Waisak, event Balkonjazz di Balkondes Karangrejo juga mampu menghidupkan geliat UMKM di Desa Karangrejo.

"Kalau ada yang tidak mendengar ada kegiatan ini, mungkin itu satu kekurangan promosi. Dinpar hanya mendukung kegiatan tersebut," ucapnya.

Lebih lanjut, Husein mengatakan, secara aksebilitas, event Balkonjazz masih ada kekurangan, karena banyak mobil yang tidak tertampung di area parkir. Namun, hal itu justru menjadi peluang bagi warga setempat dalam menyediakan ojek wisata. Meski demikian, sudah ada kesepakatan bersama, bahwa tarif ojek wisata tidak boleh 'nuthuk' dan harus seragam.

Di sisi lain, Husein mengingatkan, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan karena masih dalam masa pandemi Covid-19, terutama untuk mengenakan masker.