Penderita DBD di Sragen Melonjak

Penderita DBD di Sragen Melonjak Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). (Foto: ist)

Sragen - Sedikitnya 288 warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), terjangkit demam berdarah dengue (DBD) per awal 2019. Sebanyak tiga orang di antaranya, dinyatakan meninggal dunia.

"Dari 780 laporan yang masuk, yang positif ada 30 persennya. Yaitu, 288 orang yang positif DBD. Meninggal tiga orang," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Sragen, Agus Sudarmanto, Minggu (10/2).

Baca juga:
Sejak Awal 2019, Terjadi 109 Kasus DBD di Sragen
Jangan Berharap 'Fogging' untuk Cegah DBD

Pengecekan dilakukan melalui diferensial diagnosa (DD) elektronik. Aplikasi tersebut diterapkan guna menyesuaikan gejala-gejala yang terjadi pada penderita DBD.

Ada lima dari 20 kecamatan di Sragen yang jumlah kasusnya signifikan. Detailnya, Kecamatan Tangen, Sumberlawang, Mondokan, Gemolong, dan Sragen. "Rata-rata terjadi pada anak-anak," jelas dia.

Sementara itu, kepala daerah Sragen mengadakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kecamatan Karangmalang, pagi tadi. Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati Dedy Endriyatno menaiki ambulans.

"Pagi ini melakukan PSN di Kecamatan Karangmalang bersama kader jumantik yang sudah ada," ujar Yuni. Kegiatan turut dihadiri Kepala Dinkes Sragen, Hardiyanto.

Dalam kegiatan itu, dirinya menemukan jentik nyamuk di beberapa titik. Bak mandi, ban bekas, dan kaleng-kaleng yang belum di kubur, misalnya.

"Jika menguras bak mandi, jangan lupa untuk menyikatnya juga. Lebih aman ember, sekali pakai langsung habis airnya," sarannya.

Yuni pun mengimbau warga tak tidur pukul 09.00-10.00. Sebab, jam begitu nyamuk Aedes aegypti masih berkeliaran.