Penataan Pesisir Batang dan Semarang Bakal Dimulai
Penataan Pesisir Batang dan Semarang Bakal Dimulai, Investasi Capai Rp114 Triliun
Pemerintah akan menata kawasan pesisir di Kabupaten Batang dan Kota Semarang sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir dan industri. Nilai investasi dalam proyek ini mencapai sekitar Rp114 triliun, menjadikannya salah satu proyek strategis berskala nasional.
Penataan akan difokuskan di dua kawasan utama, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang dan Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang. Rencana ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Batang, Pemerintah Kota Semarang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta PT Danareksa (Persero).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menegaskan, proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan akan memberikan dampak signifikan bagi penguatan ekonomi Jawa Tengah.
“Ada dua kawasan yang akan digarap, yakni di Batang dan Semarang. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp114 triliun. Ini akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ke depan,” ujarnya dalam Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (15/7).
Dukung Infrastruktur dan Logistik Maritim
Taj Yasin menyebutkan, penataan Kawasan Industri Wijayakusuma akan terintegrasi dengan proyek Giant Sea Wall dan akses tol Semarang–Kendal, yang akan meningkatkan efisiensi logistik di jalur Pantura. Hal ini juga akan mendukung pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang dan memperkuat konektivitas dengan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.
“Bandara kita sudah berstatus internasional. Jika runway-nya bisa diperpanjang, kita bisa melayani penerbangan langsung, termasuk jemaah haji dan umrah, tanpa harus transit di negara tetangga,” jelasnya.
Dorong Ekonomi Biru dan Konservasi Laut
Lebih lanjut, Taj Yasin menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut seiring dengan pembangunan. Ia mengingatkan bahwa laut adalah sumber kesejahteraan masa kini dan masa depan, sehingga perlu dikelola secara berkelanjutan.
“Sekitar 70% wilayah kita adalah laut, termasuk di Jawa Tengah. Kita harus kelola ekosistem laut sebaik-baiknya. Konservasi pesisir dan kesadaran masyarakat untuk tidak mencemari laut adalah kunci,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya menjaga jalur hijau pesisir, dan mendorong perubahan perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah ke laut.
“Laut harus dirawat. Ini bukan hanya untuk hari ini, tapi demi masa depan anak cucu kita agar tetap bisa menikmati kekayaan laut Indonesia,” tutupnya.
Sumber: Pemprov Jawa Tengah
Komentar