Pemkab Boyoli Perpanjang Penutupan Pasar Hewan Imbas Penyakit Mulut dan Kuku

Pemkab Boyoli Perpanjang Penutupan Pasar Hewan Imbas Penyakit Mulut dan Kuku Seorang warga saat menggembala sapi. Foto: pixabay.com

Boyolali, Pos Jateng - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali kembali menutup  lima pasar hewan yang ada di wilayahnya karena persebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak belum berakhir.

Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, penutupan diterapkan hingga 20 Juni 2022 pada Pasar Hewan Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.

“Kita berikan pemahaman penyakit ini penularannya sangat tinggi. Kalau tidak dilakukan penanganan (penutupan) secepatnya bagi salah satu sapi yang terindikasi akan berpotensi menular kepada sapi yang lain atau kandang terdekatnya,” kata Lusia dalam keterangannya, dikutip dari jatengprov.go.id, Rabu (15/6).

Selain menutup pasar hewan, Lusia mengatakan pihaknya menyiapkan tim reaksi cepat yang terdiri dari 22 penyuluh, 40 orang dari Puskeswan, 77 orang inseminator dan jajaran anggota PMI Kabupaten Boyolali untuk mengawasi kesehatan hewan di desa-desa.

“Selain itu (penutupan), Disnakkan Kabupaten Boyolali menerjunkan tim reaksi cepat yang terdiri dari 22 penyuluh, 40 orang dari Puskeswan, 77 orang inseminator dan jajaran anggota PMI Kabupaten Boyolali,” lanjutnya.

Lusia juga melaporkan adanya penurunan angka kesembuhan PMK, dari sebelumnya 41 ekor kini sudah 428 ekor yang telah sembuh, atau sudah 94,4%. Hal tersebut imbas dari penutupan pasar hewan fase pertama pada pada 27 Mei  hingga 10 Juni 2022.

“Melalui penutupan tahap pertama kelima pasar hewan tersebut, Disnakkan Kabupaten Boyolali melaporkan adanya penurunan angka kesembuhan PMK, dari yang 41 ekor sembuh kini sudah 428 ekor yang telah sembuh PMK atau 94,4% sembuh,” pungkasnya.