Pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Pekalongan sejahterakan warga

Pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Pekalongan sejahterakan warga Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi (kedua kanan), saat menginspeksi proyek perbaikan jalan yang rusak akibat proyek pembangunan tol di Kabupaten Pekalongan, Jateng, Minggu (3/6/2018). Dokumentasi Pemkab Pekalongan

Infrastruktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakkan pembangunan ekonomi, bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan atau wilayah terpencil. 

Jalan yang memadai akan melancarkan perpindahan arus barang, jasa, manusia, uang, dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya. Kondisi ini akan memungkinkan harga barang dan jasa lebih murah, sehingga bisa dibeli oleh sebagian besar warga.

Selain itu, infrastruktur jalan yang memadai akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) karena memudahkan akses warga ke sekolah yang letaknya jauh dari tempat tinggal.

Dari sisi kesehatan, kondisi jalan yang memadai juga akan memudahkan warga yang sakit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan, sehingga bisa mendapatkan pertolongan dengan cepat.

Hal itulah yang mendasari Bupati Pekalongan yang juga Calon Bupati Pekalongan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, Asip Kholbihi, dalam menjalankan pemerintahannya pada periode sekarang. 

Selama menjabat, Asip Kholbihi terus membangun jalan kabupaten ke beberapa daerah terpencil. Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah kabupaten (pemkab) yang ingin memperbaiki infrastruktur jalan sampai ke desa-desa, sehingga dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. 

Hal itu dikonfirmasi data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana pada 2019 ruas jalan kabupaten di Kabupaten Pekalongan sepanjang 669.895 kilometer, jauh lebih baik dari periode 2016. Pada saat itu, panjang ruas jalan kabupaten hanya 573.580 kilometer. Artinya, daerah terpencil yang telah mendapatkan akses jalan pada saat ini jauh lebih baik daripada 2016.

"Sementara, capaian jalan yang baik sudah hampir 95%. Artinya, 95% jalan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten ini tertangani dengan baik. Tinggal menyisakan sekitar 5%. Itu sebenarnya bisa kami selesaikan pada 2020 dan sudah dianggarkan di postur anggaran APBD 2020 normal. Maksudnya, sebelum terjadi pandemi sudah dianggarkan. Tetapi terpaksa dialihkan untuk upaya penanggulangan dampak sosial akibat Covid," papar dia dalam keterangan tertulisnya.

Capaian itu tentunya harus dilanjutkan agar kesempatan warga Kabupaten Pekalongan menikmati akses jalan yang baik meningkat sekaligus memberikan kesempatan kepada warga untuk meningkatkan kesejahteran dan membuka peluang pengembangan potensi di daerah terpencil.

Hal itulah yang dirasakan salah satu penjual jasa servis sepeda motor asal Dukuh Brebesan RT 11/RW 06, Desa Sidosari, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Mafarikul Huda (30).

Menurut Huda, pembangunan jalan yang dilakukan di desa tetangganya, Desa Pantirejo, ternyata menarik banyak kalangan untuk melihat, membantu, dan bahkan mengekspos ke media sosial. Hal itu tidak mengherankan mengingat selama ini Desa Pantirejo merupakan lumbung padinya Kabupaten/Kota Pekalongan. Adanya jalan yang memadai memudahkan akses orang menuju desa tersebut.

"Orang yang berlalu lalang meningkat. Kalau ada kerusakan atau kebocoran ban sepeda motor, saya mendapatkan tambahan rezeki,” ungkapnya seperti dilansir RRI.co.id pada 25 Maret 2020.

Dari mulai banyaknya aktivitas tersebut, Huda mengakui adanya peningkatan penghasilan dalam kisaran Rp30.000-Rp50.000 setiap harinya.