Lima Sapi di Gunungkidul Terjangkit Antraks

Lima Sapi di Gunungkidul Terjangkit Antraks Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

GUNUNGKIDUL - Sebanyak lima ekor sapi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), positif terjangkit antraks. kejadian berawal dari laporan petugas lapangan.

Mulanya, terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, tiga ekor ternak di Grogol 4 mati tiba-tiba. Dua lainnya lemas mendadak.

"Total hewan ternak yang mati lima ekor. Mati dan sembelih di kandang tiga ekor. Yang dua ekor, ambruk. Terus dijual dalam kondisi hidup," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Retno Widyastuti, menambahkan, dua sapi yang terkulai lemas telah dijagal di Karangmojo.

DPP lantas mendatangi lokasi. Mengambil sampel tanah. DPP lantas ke lokasi. Mengambil sampel tanah dan dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo.

"Untuk sample yang positif (antraks), itu yang sample tanah untuk menyembelih tiga sapi dekat kandang milik warga. Kalau tanah di tempat jagal Karangmojo, yang untuk menyembelih dua sapi, itu negatif," ucapnya.

Pemerintah kabupaten (pemkab) lalu membentuk lima tim gerak cepat. Juga satu tim pengawas. Beranggotakan dokter hewan dan paramedis.

"Hasil surveillance kemarin, ketemu dua ekor kambing mati. Tapi sudah dikubur," ungkap Bambang. Salah satu titik pengawasan berada di RT 03 Dusun Grogol 4, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Sementara, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan telah mendistribusikan 2500 vaksin dan 48 botol antibiotik. Sebanyak 90 ekor sapi dan 249 kambing hidup telah disuntik, Selasa (21/5). Tanah di lokasi kejadian turut disemprot disinfektan.

Cegah Penyebaran
Dalam rangka mencegah penyebaran antraks, akses keluar-masuk ternak dari dan ke Bejiharjo dibatasi. "Boleh keluar, kalau sudah divaksinasi dan kondisi sudah membaik," jelasnya.

Retno mengingatkan, antraks menyebar melalui spora kecil. Bisa menempel apa pun. Mencuplik detik.com, seperti sepatu, pakan, dan ban.

"Kalau sudah jadi spora, kecil sekali (ukurannya). Itu bisa nempel pada apa pun. Jadi, misal ke lokasi, sepatu harus didisinfektan dengan formalin," bebernya.

Spora antraks mampu bertahan hingga 80 tahun di tanah. Sebagai antisipasi, DPP berencana menyemen tanah yang telah digunakan untuk menyembelih sapi. "Agar spora terhenti," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyatakan, pihaknya turut memeriksa kesehatan warga Dusun Grogol 4. Khususnya yang sempat kontak langsung dengan sapi-sapi terjangkit antraks.

"Sampai saat ini, belum ada yang dipastikan terkena antraks pada manusia," akunya. Meski begitu, Dinkes mengambil sampel warga setempat. Khususnya yang mengalami luka pada kulit. Hasil keluar beberapa hari lagi.

Dia menguraikan, antara menular ke manusia melalui kontak antara tanah dan luka. Juga bisa via selaput lendir dan mengonsumsi daging positif terinveksi Bacillus anthracis.

Bisa disembuhkan pakai antibiotik. "Kalau dibiarkan," kata Dewi, "Nanti bisa menyerang organ-organ di dalam tubuh. Lalu menyebabkan kegagalan organ."