Kekeringan di Gunungkidul Meluas

Kekeringan di Gunungkidul Meluas Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

GUNUNGKIDUL - Wilayah kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meluas. Menjadi 57 desa terdampak. Melanda 24.166 kepala keluarga (KK) atau 85 ribu jiwa.

"BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat telah mengirimkan air bersih ke beberapa wilayah. Untuk menangani kekeringan," ujar Kabid Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rita Rosita, via keterangan tertulis.

Baca juga:
Sepuluh Kecamatan di Gunungkidul Dilanda Kekeringan
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
Sejak Medio Ramadan, Lereng Merapi Krisis Air

Sebelumnya dilaporkan, kekeringan di Gunungkidul melanda 50 desa di 10 kecamatan. Akibatnya, 21.519 KK atau 76.514 jiwa krisis air bersih.

BPBD Gunungkidul telah mendistribusikan 900 ribu liter air bersih ke sejumlah wilayah. Seperti Girisubo, Rongkop, Tepus, dan Paliyan.

BNPB mencatat, kekeringan juga melanda dua provinsi lain. Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

"Di Jawa Tengah, kekeringan terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Cilacap. Yaitu, Kewungetan dan Patimuan. Sebanyak 3.984 kepala keluarga atau 14.253 jiwa terdampak," ucap dia.

BPBD Cilacap telah mengirimkan 24 mobil tangki. Masing-masing berkapasitas 5.000 liter. Ke Desa Ujung Manik, Desa Sidamukti, Dusun Gendiwung Cagak, dan Dusun Langenkepuh.

Sedangkan kekeringan di Jatim, melanda Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Berimbas terhadap 287 KK atau 977 jiwa.

Sementara, Pusat Analisis Situasi Siaga Bencana (Pastigana) BNPB memprediksi, awal kemarau 2019 umumnya akan terjadi pada Mei, Juni, dan Juli. Persentase sekitar 83 persen. Puncaknya diperkirakan berlangsung Agustus. Presentase 53 persen.