Kasus ISPA di Kota Semarang Tergolong Tinggi

Kasus ISPA di Kota Semarang Tergolong Tinggi Petugas Dinkes Kabupaten Banjar, Kalsel, membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan, 28 Agustus 2018. (Foto: Pemkab Banjar)

SEMARANG - Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tergolong tinggi. Data Agustus 2019 mencatat, ada 3.053 kasus.

Dari angka itu, ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam, sebanyak 57 kasus di antaranya pneumonia berat. Ciri-cirnya: napas berbunyi, dada nyeri, pucat, lesu, serta bibir dan kukur jari kebiruan.

"Ada juga 49.148 kasus batuk yang bukan pneumonia," ujarnya, Senin (30/9). Kasus gangguan pernapasan tersebut merata di 16 kecamatan.

Dia menerangkan, ada beberapa yang menyebabkan kasus ini tinggi. Salah satunya faktor kemarau.

"Itu menyebabkan debu-debu beterbangan dihirup masyarakat. Juga asap-asap knalpot yang dihirup masyarakat," tuturnya.

Baca: Waspadai ISPA saat Pancaroba

Dibanding tahun sebelumnya, jumlah kasus di 2019. Pada 2018, penderita ISPA mencapai 4.600 orang.

Kendati demikian, Hakam mengingatkan, angka pertumbuhan ISPA berada di peringkat pertama. Disusul penyakit tenggorokan dan dehidrasi.

Pernyataan itu dibenarkan Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jateng, Anastasia Tri Yuli Susanti. Dia mengungkapkan, Kota Semarang masuk lima besar kasus ISPA di Jateng.

Daerah lain yang tergolong tinggi adalah, Kabupaten Purbalingga, Klaten, Grobogan, dan Pemalang. "Untuk total kasus ISPA di Jawa Tengah, tahun ini mencapai 1.520.027 kasus yang tercatat," tandasnya, mencuplik Tribun Jateng.