Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak kala Kemarau

Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak kala Kemarau Ilustrasi pasien anak penderita DBD menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Lhokseumawe, Aceh, 19 Januari 2018. (Foto: Antara Foto/Rahmad)

GUNUNGKIDUL - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melonjak saat kemarau. Naik dua kali lipat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat, terjadi 308 kasus DBD selama Januari-Mei 2019. Tahun sebelumnya sekadar 124 kasus.

"Dari 308, itu ada seorang warga Karangmojo yang meninggal dunia. Tepatnya bulan Maret," ujar Sekretaris Dinkes Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, Rabu (19/6).

Baca juga:
Sepuluh Kecamatan di Gunungkidul Dilanda Kekeringan
Kasus DBD di Gunungkidul Naik Drastis
Waspadai Penyakit kala Pancaroba hingga Kemarau

Dirinya menilai, tren ini tergolong misterius. Pangkalnya, musim hujan telah berakhir. Tahun-tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD susut kala kemarau.

"Mungkin karena masih terdapat genangan air. Sisa musim hujan kemarin. Itu, kan, bisa jadi tempat berkembangbiak nyamuk (Aedes aegypti)," ucap dia.

Dugaan berikutnya, menukil detikcom, perilaku masyarakat. Belum menerapkan pola hidup bersih. Juga bisa memengaruhi kembang biak nyamuk," katanya.

Karenanya, Dinkes kini menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain memaksimalkan peran juru pemantau jentik (jumantik).

"Dan hasilnya, nanti kami gunakan. Untuk menentukan perlu tidaknya fogging," tutup Priyanta.