Bupati Sragen Buka 10 Kawasan untuk Investor

Bupati Sragen Buka 10 Kawasan untuk Investor Gerbang Selamat Datang di Kabupaten Sragen, Jateng. (Foto: beritasragen.blospot.com)

SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah (Jateng), mempersilakan investor berinvestasi di 10 kawasan. Pun mengklaim perizinannya gratis, mudah, dan profesional; upah "ramah kantong" investor; serta fasilitas listrik memadai.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, sesumbar demikian, lantaran telah menerbitkan one single submission (OSS). Sehingga, mengurus perizinan bisa dilakukan dari rumah.

"Saat verifikasi, baru kami bantu," ujarnya. "Kami berkomitmen. Siap jadi percontohan yang bebas pungutan liar," lanjut dia.

Dirinya lalu mencontohkan dengan kejadian yang pernah terjadi di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen. Calon investor pernah menawarkan petugas sejumlah uang agar izin terbit.

"Alhamdulillah, petugas DPMPTSP itu memiliki integritas. Dan menyampaikan, 'Dalam proses perizinan tidak dipungut biaya sedikit pun'," tuturnya.

"Investor itu sempat ngotot dan seperti merayu. Tetapi, akhirnya tetap. Si petugas tidak mau. Belakangan diketahui, calon investor itu ternyata petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyamar," sambungnya.

Sepuluh lokasi tersebut mencakup sistem penyediaan air minum (SPAM) Waduk Kedungombo, Gunung Kemukus, Gemolong, lapangan golf Kalijambe, Sangiran, Singensumonar, kawasan industri Masaran dan Sambungmacan, serta wisata pertanian organik di Betisrejo.

Sementara, Manajer UP3 PLN Surakarta, Mundhakir, menegaskan, pihaknya mendukung rencana pengembangan Sragen. Juga menjanjikan ketersediaan listrik untuk industri. 

"Nanti pasokan listrik dari GI (Gardu Induk) Sragen, bisa ditarik jaringan ke Sambungmacan. Jaraknya sekitar 16 kilometer," kata dia. "Kalau sekitar Gemolong ke utara, kita sudah siap lewat GI Gondangrejo. Bebannya masih memungkinkan," imbuhnya.

GI Sragen berkapasitas 180 megavolt ampere dan GI Gondangrejo 120 megavolt ampere. PLN pun memiliki GI Masaran berkapasitas 180 megavolt ampere. "Penggunaan baru 30-40 persen," tutup Mudhakir, mengutip Solopos.