BMKG: 80 Persen Wilayah DIY Berstatus Awas Kekeringan

BMKG: 80 Persen Wilayah DIY Berstatus Awas Kekeringan Seorang anak berjalan di sekitar areal tambak yang mengering di Kabupaten Indramayu, Jabar. (Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara)

YOGYAKARTA - Mayoritas wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berstatus awas kekeringan. Mencapai 80 persen. Karena tiada hujan. Dua bulan terakhir.

"Karena ini sudah termasuk kekeringan ekstrem. Kekeringan yang dimaksud di sini adalah, kekeringan meteorologis," ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG DIY, Etik Setyaningrum, Jumat (5/7).

Baca juga:
Kekeringan di Gunungkidul Meluas
Puso, Petani Gunungkidul Akan Diberi Benih Gratis
BPBD Bantul Berlakukan Status Siaga Darurat Kekeringan

Kekeringan meteorologis adalah, kondisi berkurangnya curah hujan di bawah normal. Dalam kurun waktu cukup panjang.

Status awas kekeringan mencakup selatan Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta. Juga selatan Sleman.

Seluas 30 persen daerah lain berstatus siaga. Seperti utara DIY. Kemarau diprediksi berlangsung hingga pertengahan Oktober 2019. Puncaknya bulan depan.

Gagal Panen
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat, lahan padi mengalami puso meluas. Mencapai 1.992 hektare. Umumnya di lahan tadah hujan.

Sebagian besar berada di Gunungkidul. Seluas 1.918 hektare. Sisanya, di Bantul, Kulon Progo, dan Sleman.

Pemerintah melakukan pompanisasi pengairan. Guna menekan puso. "Dilakukan dengan pembagian pompanisasi ke kelompok-kelompok," ucap Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, menyitir detikcom.