Banyumas Siaga DBD

Banyumas Siaga DBD Nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue. (Foto: Flickr/Annemarie van den Berg))

BANYUMAS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), menyatakan, siaga terhadap serangan demam berdarah dengue (DBD). Berpotensi merebak kala musim hujan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas pun telah meminta seluruh pusat kesematan masyarakat (puskesmas) mewaspadainya. Termasuk penyakit lain.

"Kami sudah bersurat ke seluruh puskesmas. Untuk waspada menghadapi musim hujan. Terutama, penyakit-penyakit yang bisa terjadi di musim hujan," ucap Kepala Dinkes Banyumas, Sadiyanto.

Baca: Jateng Akan Diguyur Hujan sejak November

Puskesmas pun diminta berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Agar menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan data Dinkes, terjadi 200 kasus DBD selama 2019. Sebanyak empat korban di antaranya, meninggal dunia. "Jumlah tersebut, sampai bulan April. Kemudian saat musim kemarau, tidak ada lagi," ujarnya.

Pun terdapat 50 desa/kelurahan se-Banyumas endemis DBD pada tahun ini. Naik signifikan dibandingkan 2018. Hanya 16 wilayah endemis.

Sedangkan tahun 2016, mengutip Antara, Pemkab Banyumas menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Lantaran melonjak signifikan. Menjadi lebih dari 1.000 kasus dibandingkan 2015 sebanyak 264 kejadian.

Sadiyanto menambahkan, penyakit lain berpotensi muncul kala musim hujan. Mengingat populasi lalat juga meningkat.

"Di musim hujan, lalat makin banyak. Berarti, penyakit-penyakit yang memungkinkan ditularkan melalui vektor, seperti lalat. Itu harus diantisipasi. Kebersihan makanan dan sebagainya. Sehingga, tidak sampai menyebabkan penyakit diare dan lain-lain," tuturnya.