Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Runtuh, Bupati Gunungkidul Cek Kondisi Bangunan

Atap Gedung SD Muhammadiyah Bogor Runtuh, Bupati Gunungkidul Cek Kondisi Bangunan Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, saat mengecek kondisi SD Muhammadiyah Bogor setelah atapnya runtuh. Sumber: gunungkidulkab.go.id

Gunungkidul, Pos Jateng – Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, melakukan pengecekan kelayakan bangunan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, Selasa (8/11). Hal tersebut dilakukan setelah atap bangunan sekolah tersebut runtuh dan menyebabkan sejumlah siswa luka-luka.

Setelah melakukan pengecekan, Sunaryanta menyimpulkan, salah satu penyebab kecelakaan tersebut kemungkinan pada konstruksi bagian atap. Sebab, rangka atap berupa baja ringan, sementara gentingnya dari tanah. Kondisi ini menyebabkan rangka baja tidak kuat menahan beban, hingga akhirnya ambruk.

"Saya lihat sekilas, bangunan ini pakai rangka baja ringan tapi atapnya menggunakan genting tanah. Jadi beban penyangga ini sangat berat," ujarnya di sela-sela pengecekan SD Muhammadiyah Bogor.

Demi mengantisipasi terulangnya kejadian serupa di kemudian hari, Sunaryanta pun mewanti-wanti jajarannya dan berbagai pihak terkait untuk melakukan pengecekan kondisi serta kualitas bangunan sekolah yang ada di Kabupaten Gunungkidul secara berkala.

“Sering saya katakan, gedung yang sudah lama harus dicek. Termasuk perencanaan, kontruksi dan bahan yang digunakan kan ada hitunganya,” katanya seperti dikutip dari gunungkidulkab.go.id.

Sunaryanta juga meminta agar jajarannya selalu melakukan pengecekan terhadap pengerjaan yang dilakukan pihak ketiga, utamanya dalam pemilihan bahan. Kualitas bahan tersebut diharapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

“Jangan hanya harga murah dipakai, tapi ternyata kualitasnya rendah. Kejadian ini menjadi pembelajaran kita semua,” tandasnya.

Sebagai informasi, peristiwa robohnya atap SD Muhammadiyah Bogor ini terjadi saat siswa melakukan kegiatan belajar mengajar pada pukul 07.30 WIB. Kejadian tersebut mengakibatkan 12 siswa luka-luka dan 1 siswa masih membutuhan perawatan intensif di RSUD Wonosari.