Strategi pemerintah atasi kelangkaan dan lonjakan harga obat

Strategi pemerintah atasi kelangkaan dan lonjakan harga obat Ilustrasi. Freepik

Pemerintah meluncurkan layanan telemedis pada hari ini (Selasa, 6/7) untuk merespons kelangkaan dan melonjaknya harga obat-obatan bagi pasien Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Pertama kali diluncurkan di DKI Jakarta.

"Masyarakat dapat melakukan swab di lab-lab yang  bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bila positif, pemerintah akan mengirimkan obat-obatan secara gratis kepada yang bersangkutan," kata Jubir Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, Senin (5/7).

Dia melanjutkan, Menko Marves yang juga Koordinator PPKM darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, telah meminta bantuan Polri untuk segera mengidentifikasi persoalan kelangkaan obat di pasaran. Hasilnya, personel kepolisian bakal ditempatkan di lokasi penjualan obat untuk mengurangi potensi penimbunan dan lonjakan harga.

"Banyak juga masyarakat yang panik dan akhirnya menyiapkan obat walau mungkin tidak sakit. Pemerintah juga terus meminta perusahaan-perusahaan farmasi agar dapat memenuhi kebutuhan ini," sambungnya.

Selain itu, Jodi menerangkan, Kemenkes terus berkoordinasi dengan distributor obat untuk mengatasi masalah tersebut. "Dan memastikan kelangkaaan ini tidak terjadi lagi."

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Ditjen P2P Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menambahkan, pemerintah sudah menentukan harga eceran tertinggi (HET) obat-obatan untuk mengatasi kenaikan harga.

Nadia menambahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah melakukan koordinasi mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga obat.

Menurutnya, ada beberapa penyebab masyarakat kini sulit mendapatkan obat. "Ada yang menstok dan ada yang bermain di pasar karena kebutuhan tinggi," tandasnya.