Presentase Perawatan Pasien Covid-19 DIY Terendah se-Indonesia

Presentase Perawatan Pasien Covid-19 DIY Terendah se-Indonesia Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan saat Rapat Koordinasi terkait Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 di DIY, secara virtual, Kamis (29/7) sore. Foto: setkab.go.id

Jakarta, Pos Jateng - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan meminta jajaran pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkatkan konversi tempat tidur RS untuk perawatan pasien Covid-19. Saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di wilayah tersebut telah melampaui 70%.

“Kapasitas RS sudah hampir full. Oleh karena itu, saya minta kepada pemprov dan pemkab/pemkot di DIY agar segera melakukan konversi TT (tempat tidur) Non Covid-19 menjadi TT Covid-19 di RS,” ujar Luhut, dilansir dari setkab.go.id.

Dengan konversi tersebut, Luhut mengharapkan secara keseluruhan angka tempat tidur pasien dapat mencapai 50%, sehingga pasien dengan gejala berat dapat ditangani di RS. Berdasarkan data, saat ini hanya 6,1% pasien Covid-19 yang mendapatkan perawatan di RS di DIY dan merupakan persentase terendah di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

“Padahal secara umum bisa mencapai sampai 20 persen pasien yang butuh dirawat di rumah sakit, sehingga situasi yang terjadi di DIY bisa menjelaskan mengapa angka kematian itu tinggi,” ujarnya.

Ia mengatakan, dari 34.732 kasus aktif di DIY hanya 2.115 yang mendapatkan perawatan di RS. Sementara, angka kematian di provinsi ini juga terus meningkat sejak BOR menembus angka hampir 80%.

Terkait dukungan penanganan Covid-19 di DIY, ia menambahkan, pemerintah pusat juga telah mengirimkan 150 buah oxygen concentrator ke DIY.

“Kita juga baru mendapatkan bantuan sepuluh ISO tank oksigen, nanti akan kita deploy (kirim) ke Jogja,” imbuhnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyampaikan juga akan segera mengirimkan oksimeter ke seluruh puskesmas di DIY.

“Oksimeter itu diperlukan untuk melakukan pengukuran saturasi terutama kepada warga yang sedang isoman agar penanganannya tidak terlambat,” ujar Menkes, Budi Gunadi Sadikin.

Budi menekankan pentingnya pengukuran saturasi oksigen untuk pasien yang melakukan isoman. Pasien dengan tingkat saturasi rendah harus mendapatkan perawatan baik di RS ataupun di fasilitas isoter.

“Saya sudah datang ke DIY dan berbicara dengan teman-teman dokter di DIY, memang banyak yang masuknya sudah dengan saturasi rendah sehingga wafat,” pungkasnya.