Pemerintah waspadai penyebaran mutasi Covid-19

Pemerintah waspadai penyebaran mutasi Covid-19 Ilustrasi. Pixabay

Pemerintah terus mewaspadai penyebaran mutasi Covid-19. Masyarakat juga harus terlibat aktif mencegah penyebaran virus dengan cara paling efektif, yakni taat protokol kesehatan (prokes).

Di Indonesia diduga sudah ada berbagai varian coronavirus, seperti D614G, B117, dan N439K.  Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan, mutasi N439K lebih dahulu ditemukan dibandingkan B.1.1.7. 

"Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO untuk mendapat perhatian khusus," kata Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Sabtu (13/3).

Menurut dia, yang mendapat perhatian khusus saat ini adalah mutasi virus B117, B135, dan P1. "N439K sama dengan D614G, satu mutasi di virus tersebut. Baru-baru ini ada satu jurnal yang mengatakan bahwa N439K bisa mengamuflase pembuatan antibodi," jelasnya.

Siti Nadia meyakini, WHO akan melakukan kajian yang lebih luas terkait mutasi N439K. "Apakah kemudian virus ini jadi salah satu yang memang perlu mendapat perhatian khusus atau tidak," katanya.

Siti Nadia menerangkan, sampai saat ini belum ada data yang lebih lengkap mengenai apakah mutasi virus N439K itu lebih menyebabkan keparahan sebuah penyakit dari Covid-19 atau tidak. 

"Jadi memang baru ada yang disebut sebagai virus ini dia di dalamnya, melekat pada ace reseptornya, itu dikatakan lebih kuat, tetapi itu di dalam suatu uji coba melihatnya. Artinya, memang baru satu jurnal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa," tuturnya.

Dia mengatakan, biasanya WHO akan mengumumkan setelah melakukan kajian dari para ahli yang berasal dari berbagai negara. Namun, dia memastikan, pemerintah selalu mewaspadai penyebaran mutasi coronavirus tersebut.

"Mutasi selalu dipantau oleh pemerintah, karena memang kita tahu bahwa mutasi itu selalu terjadi, dan memang itu karakter dari virusnya. Sejak awal pandemi Covid-19 sudah disampaikan bahwa memang negara harus memerhatikan terkait mutasi-mutasi virus ini," imbuhnya.

Dia mengatakan, protokol kesehatan 5M. yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas masih cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan virus Covid-19, selain 3T (testing, tracing, treatment).

"Kalau kemudian kita ada merasa gejala-gejala yang kita rasakan untuk segera mengetahui dan memeriksakan diri dan ditambah tentunya vaksin yang saat ini kita ketahui vaksin juga merupakan salah satu yang bisa membantu untuk kita melawan untuk menjadi tidak sakit," pungkas Siti Nadia.