Kapolri Akui 'One Way' Memiliki Risiko

Kapolri Akui 'One Way' Memiliki Risiko Sejumlah kendaraan pemudik mengantre memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama, Kabupaten Karawang, Jabar, Sabtu (1/6). (Foto: Antara Foto/Rivan Awal Lingga)

BREBES - Sistem satu arah (one way) di tol trans Jawa saat arus mudik Lebaran bukan tanpa risiko. Demikian diakui Kapolri, Jenderal Tito Karnavian. Penumpukan kendaraan di gerbang tol, misalnya.

"Akan terjadi 'ledakan' (kendaraan pemudik) di pintu-pintu tol. Karena itu, di pintu tol itu dilakukan pembukaan pintu yang lebih banyak," ujarnya saat melakukan memantau arus mudik di pintu Tol Brebes Barat, Brebes, Jawa Tengah (Jateng).

Baca juga:
Tol Berlaku Satu Arah, Pantura Berpotensi Macet
Polisi: Jangan Percaya Peta Digital
Titik-titik Rawan Macet di Jateng

Petugas, menyitir Sindonews, juga diminta 'mengejar bola'. Mendatangi pengemudi yang ingin membayar tol.

Sebagian pemudik pun diarahkan ke jalur lain, sebelum masuk pintu tol. Seperti pantai utara (pantura). "Baru masuk lagi setelah pintu tol menuju ke daerah Jawa Tengah, Jawa Timur," ucap dia.

Kendati begitu, menurut Tito, kebijakan ini guna mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas. Mengingat ada lonjakan kendaraan saat arus mudik dan balik Lebaran.

"Kalau menggunakan mekanisme biasa, kapasitas mungkin tidak cukup. Dua jalur, misalnya. Tidak akan cukup," katanya.

Sistem satu arah berlaku dari Kilometer 70 di Gerbang Tol Cikampek Utama (GT Cikatama) hingga Kilometer 263 di ruas Tol Brebes Barat. Diterapkan sejak 30 Mei-2 Juni.