Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Pemerintah Siapkan 1.200 RS Rujukan

Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, Pemerintah Siapkan 1.200 RS Rujukan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi. Foto: kemkes.go.id

Jakarta, Pos Jateng - Pemerintah menyiapkan 1.200 rumah sakit (RS) rujukan sebagai untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Selain RS, pemerintah juga tengah menyiapkan tenaga Kesehatan (nakes) sebagai pendukung dokter di lapangan.

"Kami sudah menyiapkan juga rumah sakit dan puskesmas untuk mengantisipasi kalau terjadi peningkatan kasus. Rumah sakit yang menjadi rujukan ada 1.200 rumah sakit ya. Nakes saat ini cukup ya, kita sudah punya list nakes kalau memang diperlukan tambahan ," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, Kamis (25/11).

Siti Nadia mengatakan, upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi ancaman gelombang ketiga adalah menyiapkan oksigen medis. Stok dan suplai oksigen disiapkan dari sekarang agar kelangkaan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu tidak terulang kembali.

“Ketersediaan oksigen juga terus dilengkapi. Belajar dari situasi yang lalu tentunya," tuturnya.

Seperti diketahui, kelangkaan oksigen sempat terjadi pada Juni hingga Agustus 2021 akibat meledaknya kasus Covid-19 di berbagai daerah. Sejumlah RS melaporkan, suplai dari produsen rekanan terputus akibat banyaknya kebutuhan harian oksigen untuk pasien Covid-19.

Ia melanjutkan, sejumlah upaya tengah dilakukan pemerintah untuk mempertahankan kondisi Covid-19 seperti saat ini, bahkan terus berupaya menurunkan kasusnya lagi. Pertama, penanganan Covid-19 melalui deteksi dengan meningkatkan tes epidemiologi.

Kedua, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak. Ketiga, upaya pelacakan dan pemantauan genom virus SARS-CoV-2 atau yang disebut surveilans genomic.

Keempat, mengonversi tempat tidur di rumah sakit sebanyak 30-40% dari total kapasitas rumah sakit. Kelima, pemenuhan suplai oksigen, alat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Keenam, mengerahkan tenaga kesehatan cadangan. Ketujuh, pengetatan syarat masuk rumah sakit. Kedelapan, pemanfaatan isolasi terpusat,” pungkas Siti Nadia.