Gelar Simulasi Bencana, PT Agincourt Resources Tingkatkan Kewaspadaan Masyarat Tapsel

Gelar Simulasi Bencana, PT Agincourt Resources Tingkatkan Kewaspadaan Masyarat Tapsel Simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan TSF Martabe oleh PTAR. Foto: Dokumentasi PTAR

Tapsel, Pos Jateng - Pengelola Tambang Emas Martabe Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), PT Agincourt Resources (PTAR), meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan bencana alam dengan menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan tailings storage facility (TSF). Kegiatan tersebut juga menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar simulasi sesuai regulasi pemerintah.

General Manager Operations PT Agincourt Resources (PTAR), Rahmat Lubis, perusahaannya selalu memprioritaskan keamanan dalam menjalankan aktivitas pertambangan. Melalui serangkaian tindakan komprehensif, PTAR berupaya memastikan bahwa risiko yang berkaitan dengan TSF Martabe dapat dikurangi melalui praktik-praktik simulasi tersebut.

"Kami telah menyusun dan menyiapkan RTD secara matang dan cermat, sehingga saat terjadi keadaan darurat dapat dilakukan tindakan pencegahan secara cepat, tepat, dan efektif. Penghargaan tinggi kami sampaikan kepada Pemkab Tapanuli Selatan yang terus mendukung kami, terutama kepada masyarakat lingkar tambang dan para relawan yang telah menyukseskan simulasi RTD ini," ujar Rahmat dalam rilis yang diterima posjateng.id, Minggu (9/7).

Rahmat mengatakan, RTD menjadi pegangan perusahaan dalam penanganan keadaan darurat apapun. Isi RTD mencakup pengamanan bendungan serta penyelamatan masyarakat dan lingkungan. Dari sisi keamanan, jarak dari TSF ke pemukiman masyarakat dihalangi oleh bukit dan lembah yang menjadi “perisai” alami jika terjadi luapan air.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tapsel, Umar Halomoan Daulay, mengatakan simulasi RTD dapat menjadi wadah edukasi dan membangun budaya siap siaga agar risiko bencana dapat dikurangi. Dalam simulasi RTD ini, BPBD Tapsel menjadi leading sektor pelaksanaan simulasi RTD atas bendungan TSF Martabe yang dimiliki PTAR.

"Simulasi RTD berjalan baik berkat dukungan masyarakat, TNI dan Polri, serta PTAR. Dari rangkaian sosialisasi hingga simulasi, masyarakat diharapkan dapat memahami tugas dan tangggungjawabnya jika bencana terjadi. Kami juga mengapresiasi PTAR atas komitmennya untuk beroperasi sesuai ketentuan pemerintah. Tidak hanya dalam hal membangun bendungan TSF yang aman, tetapi juga mendukung pelaksanaan simulasi RTD," kata Umar.

Simulasi RTD mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Kepala Lingkungan 2 Desa Wek 3, Makmur Jebua, mengatakan simulasi RTD bermanfaat bagi masyarakat untuk menumbuhkan kesiapsiagaan ketika bencana datang. Sebanyak 22 warga Desa Wek 3 terlibat dalam simulasi RTD.

“Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi warga kami, supaya kami lebih antisipatif. Kami juga tahu kami harus ke mana dan melakukan apa ketika bencana terjadi,” kata Makmur.

Diketahui, PTAR sebagai pembangun bendungan telah memiliki RTD dan melakukan sosialisasi RTD kepada masyarakat, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan. Referensi lain regulasi pemerintah yang dijadikan pedoman RTD yakni Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Saat simulasi RTD, peserta simulasi berlatih melaksanakan penyelamatan dan pengungsian warga, mendirikan tenda barak, serta berkoordinasi dan berkomunikasi secara efektif antara para petugas dan masyarakat. Pelatihan tersebut diadakan di empat lokasi yang menjadi titik kumpul (shelter), yaitu SDN Inpres Aek Pining Batangtoru, SDN 02 Desa Napa, SMP Swasta 41 Muhammadiyah, dan SMAN 1 Batangtoru.

Simulasi RTD sangat terbantu dengan adanya Destana yang saat ini tersebar di lima desa. Destana adalah kelompok relawan tangguh bencana yang dibentuk dan dilatih PTAR sejak beberapa tahun lalu untuk mengantisipasi bencana. Sebelumnya, pada 28 Juni 2023, PTAR dan BPBD Tapsel melaksanakan sosialisasi simulasi RTD kepada masyarakat dari enam desa terdampak.