Balas Ibas, politisi serukan kerja bersama atasi pandemi Covid-19

Balas Ibas, politisi serukan kerja bersama atasi pandemi Covid-19 Ilustrasi. Freepik

Kasus harian positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Dalam kondisi seperti ini, tokoh publik diminta menyebarkan pesan-pesan optimistis bukan justru membuat masyarakat semakin takut.

"Di tengah situasi krisis, tidak ada gunanya menyebarkan 'mimpi buruk' menjadi negara gagal. Cara pikir pesimis justru membuat masyarakat semakin terpuruk," kata Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, Kamis (8/7).

Pernyataan itu merespons perkataan politikus Partai Demokrat, Edhy Baskoro Yudhoyono alias Ibas, yang menyebut Indonesia terancam menjadi negara gagal (failed nation) jika pemerintah tidak berhasil menangani pandemi.

Menurut Jazilul, yang dibutuhkan saat ini adalah bergandengan tangan, saling dukung, serta bergotong royong mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi.

"Lebih baik kita menebar semangat optimis, bergandengan tangan agar dapat bangkit mengatasi keadaan. Kami berharap semua pihak disiplin mematuhi protokol kesehatan, jangan saling menyalahkan," tuturnya.

Pernyataan senada disampaikan Anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily. Dia menyatakan, sekarang saatnya bersatu melawan Covid-19.

Dirinya mengingatkan, musuh yang kita hadapi kini tidak terlihat, tetapi bisa menular kepada siapa pun dan dapat melumpuhkan negara mana pun. 

Kasus harian Covid-19 di Indonesia bertambah 38.391 pada 8 Juli 2021 sehingga totalnya menjadi 2.417.788. Sebanyak 63.760 di antaranya meninggal dunia.

Di sisi lain, pemerintah terus berusaha menekan kenaikan kasus Covid-19, seperti melalui kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali hingga 20 Juli. Lalu, program vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok.

Melihat angka-angka itu, menurut Ace, akan lebih bijak kalau semua kalangan bekerja dan berkontribusi dalam penanganan krisis akibat Covid-19. Pangkalnya, banyak orang yang membutuhkan bantuan. 

"Tidak tepat rasanya kita bicara failed nation di saat semua pihak sedang berjibaku, bekerja keras. Korban terpapar Covid-19 sedang bertahan hidup baik yang dirawat di fasilitas layanan kesehatan maupun isolasi mandiri," paparnya.

Ace menjelaskan, pemerintah sedang berusaha menggenjot cakupan vaksinasi. "Vaksinnya pun bukan hanya satu jenis saja, tetapi juga vaksin jenis lainnya."

Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim, menambahkan, kekhawatiran Ibas berlebihan. "Saya sama sekali tidak melihat tanda-tanda Indonesia sedang mengarah ke negara gagal."

Menurutnya, pemerintah terbuka dengan kritik untuk menyempurnakan penanganan Covid-19. Buktinya, memberlakukan PPKM darurat setelah adanya desakan mengarantina wilayah Pulau Jawa.

Karenanya, dirinya menyerukan adanya kerja sama, kekompakan, dan saling mengingatkan dengan kewenangan dan kemampuan masing-masing membuat langkah menangani Covid-19. "Saling menyalahkan, bukanlah solusi."

Anggota DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan, juga berpendapat demikian, harus ada kebersamaan dan kerja kolektif antara pemerintah dengan rakyat dalam menangani pandemi.

"Pastinya pemerintah saat ini telah bekerja sangat baik dan semaksimal mungkin, terus berbenah menuju kesempurnaan pelayanan," tandasnya.