Angka Konsumsi Ikan di Jateng Rendah

Angka Konsumsi Ikan di Jateng Rendah Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Taman Kyai Langgeng, Kota Magelang, Jateng, 18 Oktober 2017. (Foto: Pemkot Magelang)

MAGELANG - Angka konsumsi ikan di Jawa Tengah (Jateng) tergolong rendah. Jauh di bawah tingkat nasional 2019 yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebesar 54 kilogram per kapita.

"Yang relatif rendah konsumsi ikannya di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah, sebesar 33,48 kilogram per kapita per tahun," kaya Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Agus Suherman, di Kabupaten Magelang.

Menurutnya, dipengaruhi beberapa faktor. Seperti penyebutan lauk yang sebenarnya bukan ikan. Juga belum membiasakan konsumsi ikan.

"Kita harus melakukan transformasi budaya keseharian. Kalau sejak kecil, mulai enam bulan, sudah dibiasakan konsumsi ikan rutin, pasti besarnya sudah terbiasa," tuturnya.

Dia lantas mendorong pemerintah daerah (pemda) membuat terobosan. Semisal gerakan makan ikan bersama satu kali sebulan di sekolah.

"Gizi ikan kita sudah tahu. Meningkatkan kesehatan, kecerdasan, mengandung protein, dan omega tiga. Plus lemak yang tidak jahat dibandingkan daging. Harganya juga terjangkau," ujar Agus.

Gayung bersambut. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Jateng, Herru Setiadhie, meminta masyarakat tak menyebut lauk bukan dengan iwak.

Dirinya juga mendorong gerakan budaya makan ikan di Jateng. Lantaran berpotensi menekan angka kasus kekerdilan (stunting).

"Kalau bisa mendongkrak konsumsi ikan, pasti akan menurunkan stunting. Sehingga, ada tolok ukur. Seperti pembangunan infrastruktur," ucapnya, mengutip situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.