Gangguan Mental Generasi Z Meningkat 53% saat Pandemi

Gangguan Mental Generasi Z Meningkat 53% saat Pandemi Ilustrasi mental illness. Foto: unsplash.com

Americal Psychological Association mencatat selama pandemi Covid-19, remaja yang tergolong generasi Z mengalami peningkatan gangguan kesehatan mental sebesar 53%. Gangguan yang muncul akibat kesehatan mental dapat bermacam-macam, seperti kecemasan, stres, dan depresi.

Psikolog Klinis dan Dosen Universitas Tarumanegara, Sandy Kartasasmita mengatakan, semua generasi memiliki potensi mengalami hal yang sama. Hanya saja, pada saat pandemi ini, ada sekelompok generasi yang ditemukan peningkatannya secara signifikan.

"Sama saja. Semua generasi memiliki potensi yang sama (gangguan mental). Hanya saja, pada saat pandemi ada generasi yang ditemukan peningkatannya secara signifikan," katanya dalam sebuah webinar, Kamis (7/10).

Sandy memaparkan, penelitiannya yang menguji hubungan antara kesepian (loneliness) dengan adiksi media sosial menemukan, individu-individu yang kesepian cenderung memiliki tingkat adiksi media sosial yang tinggi di saat pandemi.

Bahkan, penelitiannya yang lain tentang hubungan antara kepercayaan diri (self-esteem) dengan adiksi media sosial menunjukkan, remaja yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah memiliki ketergantungan yang juga tinggi terhadap media sosial.

Menurutnya, gangguan kesehatan mental ini penting untuk ditangani. Generasi milenial dan generasi Z perlu memahami bahwa menggunakan media sosial itu boleh, hanya saja jangan sampai menggunakannya karena kepercayaan diri yang rendah, kesepian, ataupun fear of missing out (FOMO).

"Ini perlu ditangani, karena akan berbahaya untuk kedepannya. Buat bangsa kita juga berbahaya, karena generasi penerusnya, generasi yang punya masalah dengan kesehatan mental," tuturnya.