Warga Keluhkan Penghentian Operasi IPAL Tahu Tempe

Warga Keluhkan Penghentian Operasi IPAL Tahu Tempe Pabrik tahu. (Foto: Kementerian PUPR)

PEKALONGAN - Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di Kelurahan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), berhenti beroperasi. Padahal, dibutuhkan masyarakat setempat.

Seorang penduduk Sokoduwet, Muhadi (35), menyatakan, IPAL tersebut bermanfaat bagi para warga. Lantaran menghasilkan sumber energi alternatif.

"IPAL berhenti beroperasi total sekitar satu tahun lalu. Padahal, biogas dari hasil olahan limbah tahu-tempe, sangat membantu," ucapnya, Jumat (23/8).

Bahan baku operasional IPAL berasal dari limbah hasil produksi 40 pengusaha tahu-tempe. Biogas yang dihasilkan, warga pakai untuk memasak.

Perangkat berhenti beroperasi sejak takada petugas. Mulanya, menyitir Tribun Jateng, ada empat pekerja.

"Secara tiba-tiba, mereka diberhentikan (Dinas Lingkungan Hidup). Setahun lalu. Entah karena hal apa," tuturnya.

Warga lainnya, Musanto (30), mengungkapkan, masyarakat tak terpengaruh melambungnya harga tabung gas tiga kilogram. Kala biogas masih mengalir.

"Kami bisa menikmati gas 24 jam penuh. Tanpa takut kekurangan," katanya. "Kini, kami harus membeli gas elpiji. Hingga Rp24 ribu setiap tiga hari sekali," lanjut dia.