Wali Kota Aaf Minta Grup Facebook Komunitas Gay Diusut
Dikhawatirkan Pengaruhi Anak, Wali Kota Aaf Minta Grup Facebook Komunitas Gay Diusut
Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, menyatakan keprihatinan mendalam atas kemunculan grup Facebook yang mengatasnamakan komunitas gay Pekalongan. Informasi ini, baru ia terima melalui laporan dari Kapolres Pekalongan Kota.
Wali kota yang akrab disapa Aaf ini menegaskan, akan menelusuri lebih lanjut keberadaan dan aktivitas grup tersebut. Ia menilai, grup ini sangat meresahkan masyarakat.
“Saya baru mendengar informasi ini dari Pak Kapolres. Ini jelas sangat meresahkan, apalagi jika grup itu bisa diakses anak-anak usia sekolah. Kami akan telusuri, dan saya sudah koordinasi dengan pihak kepolisian. Ini harus diusut,” tegas Wali Kota Aaf. Ia menyampaikan hal ini usai membuka kegiatan Orientasi Pengasuhan Anak Usia Dini di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Rabu (11/6).
Menurutnya, keberadaan grup komunitas tersebut dikhawatirkan dapat memberikan pengaruh negatif, khususnya terhadap anak-anak dan remaja yang sedang berada dalam fase pencarian jati diri. Ia mengaku sangat khawatir jika anak-anak sekolah secara tidak sengaja mengakses atau bahkan ikut bergabung dengan komunitas semacam itu.
“Yang kami khawatirkan adalah dampak psikologis terhadap anak-anak usia sekolah. Takutnya mereka terpengaruh atau tertarik ikut-ikutan. Karena itu, kita akan tindaklanjuti secepatnya, bekerjasama dengan pihak berwajib,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Aaf menekankan pentingnya peran guru dan pendidik untuk memberikan edukasi kepada peserta didik sejak dini terkait nilai-nilai moral dan bahaya penyimpangan perilaku seksual. Pemerintah Kota Pekalongan, melalui dinas-dinas terkait, akan segera mengintensifkan sosialisasi kepada guru PAUD, SD, hingga perguruan tinggi agar dapat memberikan pemahaman yang tepat kepada siswa dan mahasiswa.
“Kita akan segera bergerak melakukan sosialisasi kepada guru-guru, mulai dari tingkat PAUD, SD hingga kampus, agar mereka bisa mengedukasi peserta didiknya untuk tidak terlibat dalam hal-hal negatif, terutama penyimpangan seksual,” jelasnya.
Wali Kota Aaf mengakui, dalam masyarakat memang terdapat sebagian kecil oknum yang mengalami kelainan atau penyimpangan seksual. Namun, hal tersebut seharusnya tidak dipublikasikan secara terbuka, apalagi dibentuk menjadi sebuah komunitas di media sosial yang bisa diakses oleh siapa saja.
“Memang tidak bisa dipungkiri ada oknum-oknum yang mengalami kelainan seksual. Tetapi jangan kemudian itu dipublikasi dan dibuat grup terbuka di media sosial. Itu bisa mempengaruhi moralitas generasi penerus bangsa dan sudah meresahkan masyarakat,” tegasnya.
Ia berharap, masyarakat Pekalongan, khususnya para orang tua dan tenaga pendidik, turut serta meningkatkan pengawasan dan perhatian terhadap aktivitas anak-anak dan remaja, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Pemkot juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin melaporkan konten atau aktivitas daring yang dinilai membahayakan moral dan ketertiban sosial.
“Kalau masyarakat melihat hal-hal yang mencurigakan, termasuk akun-akun atau grup-grup medsos yang mengarah ke sana, tolong segera laporkan. Ini tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.
Sumber: Pemkot Pekalongan
Komentar