Tekan Inflasi, Pemkot Surakarta Gelar Pasar Murah

Tekan Inflasi, Pemkot Surakarta Gelar Pasar Murah Suasana pasar murah di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jateng, Sabtu (18/5). (Foto: Twitter/@PEMKOT_SOLO)

SURAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), menggelar pasar murah selama 10 hari saat Ramadan. Guna menekan kenaikan harga komoditas pokok.

"Ini adalah hasil kerja sama pemkot, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta, dan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS)," ujar Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta, Subagiyo.

Kegiatan berlangsung sejak 18 Mei. Bakal berakhir 28 Mei. Akan berlangsung di Kecamatan Banjarsari, Lawen, Pasar Kliwon, Jebres, Serengan dan Balai Kota.

Pasar murah, ungkap dia, juga untuk mengendalikan inflasi. Sehingga, pemerintah mesti memastikan kecukupan stok, mengendalikan harga, menjamin kelancaran distribusi, dan mencegah penimbunan hingga hari raya.

Keempat indikator tersebut, menurut Subagiyo, penting dijaga kestabilannya. "Jika permintaan tinggi. Namun, komoditas tidak mencukupi, maka bisa muncul kenaikan harga barang yang tidak wajar," ucapnya.

Panitia menyediakan sebanyak 15 ribu paket sembako murah. Setiap paket terdiri dari dua kilogram beras, minyak goreng satu liter, gula pasir satu kilogram, dan telur satu kilogram.

"Harganya di bawah harga pasaran. Karena panitia menyubsidi harga jual barang-barang tersebut," kata Ketua Umum PMS, Wimbo Wicaksono.

Pemkot membatasi jumlah pembelian. Setiap orang hanya bisa berbelanja di domilisinya. Mereka harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) sebelum membayar.

Pembeli pun diharuskan menyelupkan jarinya ke tinta. Untuk menghindari aksi kulakan sepihak.

Mengutip situs resmi Pemkot Surakarta, terdapat empat kupon berbeda untuk masing-masing komoditas. Kupon dibagikan petugas di lokasi kegiatan.