Sleman Kekurangan Lahan untuk Bangun Rusunawa

Sleman Kekurangan Lahan untuk Bangun Rusunawa Rusunawa Dabag di Kabupaten Sleman, DIY. (Foto: Google Maps/Mochammad Matahari)

SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendorong pengembangan konsep hunian vertikal. Lantaran lahan yang tersedia kian terbatas.

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUKP) Sleman kini tengah menyusun riset. Kebutuhan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Hasilnya menjadi dasar perlu tidaknya membangun kembali.

"Satu tower rusunawa butuh lahan setidaknya 5.000 meter persegi," kata Staf Seksi Perumahan Formal DPUKP Sleman, Christ Bangun.

Terdapat 11 tower rusuna di Sleman. Memiliki 1.000-an unit hunian lebih. Tersebar di empat lokasi. Dabag, Condongcatur; Jongke, Sendangadi; Gemawang, Sinduadi; dan Mranggen, Sinduadi.

"Selama ini, lahannya menggunakan kas desa. Dengan sistem sewa," ujar dia, menukil Suara Merdeka.

Pembangunan rusunawa menggunakan dana pusat. Pemkab sekadar menyediakan lahan dan sarana-prasarana dasar. Seperti musala dan taman.

Christ mengaku, pusat terus mendorong Sleman membangun rusunawa kembali. Namun, belum bisa dilakukan. "Masih terkendala masalah lahan," ungkapnya.

"Sebagai gantinya, disalurkan ke yayasan. Atau kampus. Untuk hunian mahasiswa," pungkasnya.