Seluas 6.208 Ha Sawah di DIY Kekeringan

Seluas 6.208 Ha Sawah di DIY Kekeringan Warga menggembalakan ternaknya di sawah yang mengalami kekeringan di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jabar, Minggu (23/6). (Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara)

YOGYAKARTA - Sekitar 6.208,5 hektare sawah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kekeringan pada kemarau 2019. Sebanyak 2.921,5 hektare di antaranya, gagal panen. Berada di 26 kecamatan.

"Puso terjadi pada tanaman padi yang ditanam pada musim tanam (MT) II. Atau periode April-September," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Birawa Yuswantana.

Baca juga:
Sumber Daya Air DIY Terancam
Empat Bencana Besar Ancam Yogyakarta
Awal Musim Hujan di DIY Diprakirakan Melambat

Dia melanjutkan, krisis air bersih terjadi di 111 desa di 39 kecamatan pada empat kabupaten di DIY. Perinciannya: 17 kecamatan di Gunungkidul, 11 kecamatan di Bantul, sembilan kecamatan di Kulon Progo, dan dua kecamatan di Sleman.

Sejauh ini, mencuplik Kedaulatan Rakyat, pemerintah telah menyalurkan bantuan air bersih ke seluruh daerah terdampak kekeringan. Mencapai 47 juta liter.

Kendati begitu, justru status darurat kekeringan diberlakukan di Kulon Progo per 9 September. Sedangkan Gunungkidul dan Bantul berstatus siaga darurat. Sementara Sleman dan Kota Yogyakarta berstatus aman.

Biwara, mengingatakn, penetapan status darurat kekeringan mempertimbangkan anggaran. Bukan tingkat keparahan krisis. Dicontohkannya dengan pengalaman 2018.

"Tahun lalu, Kabupaten Kulonprogo juga menetapkan status darurat kekeringan. Karena anggaran untuk dropping air di sana, adanya di Dinas Sosial. Sedangkan BPBD belum ada," tuturnya.

"Kalau BPBD ingin dropping air dengan dana APBD, maka harus menetapkan tanggap darurat," tambah dia. Kondisi tersebut berbeda dengan kesediaan anggaran di Gunungkidul.