Sawah Lebaksiu Tegal Mengering Imbas Aktivitas Galian C

Sawah Lebaksiu Tegal Mengering Imbas Aktivitas Galian C Bukit-bukit di Kelurahan Rawasari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jateng, telah botak akibat aktivitas pertambangan galian C selama 10 tahun lebih. (Foto: Antara Foto/Aditya Pradana Putra)

TEGAL - Aktivitas galian C di sekitar Sungai Gung di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), berimbas negatif terhadap lahan pertanian. Khususnya di Kecamatan Lebaksiu.

Pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Lebaksiu Kidul, Muhi (55), menyatakan, air sungai tak lagi mengairi lahan pertanian. Sehingga, petani kesukaran mengusahakan sawahnya.

"Ini terjadi sejak sekitar 10 tahun silam. Sejak ada penambangan pasir dan batu di Sungai Gung," ucapnya.

Luas lahan yang mengering cukup signifikan. Mencapai puluhan hektare. Terbesar di beberapa titik di Kecamatan Lebaksiu.

Terpisah, pemilik penambang galian C di Sungai Gung menangkal pernyataan tersebut. Mengantongi izin. Dalihnya.

Alasan lain, tertib membayar pajak. "Kami juga yang membuat saluran irigasi. Untuk lahan pertanian," kata juru bicara seorang pemilik penambangan galian C, Mukmin; Putra Fajar Sunjaya.

Dia menambahkan, pihaknya pun mengacu regulasi. Saat beraktivitas. Selain melakukan reklamasi. Usai penambangan.

Diakui Fajar, terdapat ratusan penambang di sekitar Sungai Gung. Banyak di antaranya ilegal. Tak mengantongi izin.

Mereka dianggapnya sebagai biang kerok. Rusaknya lingkungan sekitar. Termasuk mengeringnya lahan pertanian.

"Penambang ilegal tidak pernah melakukan reklamasi. Mereka langsung pergi. Mencari lokasi baru lagi," ujar Fajar, menukil Tribun Jateng.