Saluran Irigasi Karangnongko Bantul Terkontaminasi Limbah

Saluran Irigasi Karangnongko Bantul Terkontaminasi Limbah Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

BANTUL - Saluran irigasi di Dusun Karangnongko, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tercemar limbah. Baunya pun menusuk hidung.

Warga pun berbondong-bondong ke kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul. Sejurus kemudian. Mereka pun membawa perlengkapan aksi.

"Pencemaran ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Karena itu, kami datang ke DLH. Untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas masalah ini," ujar seorang warga Dusun Karangnongko, Waljito.

Saluran irigasi terdampak limbah sebelumnya dimanfaatkan untuk pertanian. Juga kegiatan sosial. Seperti lomba mancing. Kala 17 Agustus.

"Sekarang, airnya jadi berwarna putih. Baunya sangat menyengat. Itu terjadi setiap hari," ungkap dia. Pencemaran juga berdampak terhadap buruknya kualitas air sumur warga.

Sejumlah spanduk terbentang. "Jangan tutup mata. Sudah bertahun-tahun warga kami diracuni limbah pabrik". Isi salah satu kain yang direntangkan.

Ada pula yang membawa galon berisi air irigasi tercemar. Terdapat sejumlah ikan mati. Di dalamnya.

Waljito menduga, pencemaran berasal dari limbah pabrik. Di sekitar Dusun Karangnongko. "Kami minta DLH agar mengusut tuntas dan cari siapa pelakunya. Dari industri mana," kata dia.

Sementara, Ketua RT 08 Dusun Karangnongko, Pawan, menduga, limbah berasal dari dua perusahaan. Pabrik kulit dan tekstil.

"Dulu, Pak Lurah pernah memanggil pihak pabrik kulit. Kalau satunya, sepertinya belum," ungkapnya.

Lantaran kondisi air kian parah, warga memutuskan menyambangi kantor DLH. Berharap masalah segera selesai.

Air tercemar setiap hari. Dini hari hingga jelang pagi. Kondisi terparah. Warnanya kerap merah dan biru. Selain putih pekat.

Ikan tak mampu hidup di sana. Di atas lima menit. Demikian hasil uji coba warga. Kala menaruh ikan dalam ember. Dengan air terkontaminasi limbah.

"Kan, artinya bahaya itu. Untuk makhluk hidup. Apalagi, banyak bebek yang minum," terang Pawan. Masalah ini berdampak terhadap 20 kepala keluarga (KK).

Gayung bersambut. DLH berjanji mengambil sampel air saluran irigasi Dusun Karangnongko. Di empat titik. Akan diuji kandungannya. Guna mengetahui penyebabnya. Limbah pabrik atau lainnya.

"Hasil uji sampel itu, untuk menentukan. Langkah kita selanjutnya," ucap Kepala DLH Bantul, Ari Budi Nugroho, menyitir detikcom.