PPPK Kabupaten Pati di UNS, Ketua DPRD belum terima SK

PPPK Kabupaten Pati di UNS, Ketua DPRD belum terima SK Ketua DPRD Pati Ali Badrudin. Foto istimewa

Musim Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah mulai digaungkan di seluruh wilayah Indonesia. Kabupaten Pati juga berpartisipasi dalam hal tersebut, yaitu dalam pelaksanaan penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Namun, Ali Badrudin selaku Ketua DPRD Pati belum menerima surat dari BKPP terkait pelaksanaan PPPK. 

Penerimaan PPPK Kabupaten Pati rencananya dilakukan di Solo, tepatnya di Kampus UNS Surakarta. Untuk formasi yang dibutuhkan di Kabupaten Pati terkait PPPK yaitu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kesehatan.

Namun masih terjadi perdebatan terkait tempat pelaksanaannya, yang didengar langsung oleh Ketua DPRD Pati di Rapat Badan Anggaran (Banggar) bersama dengan BKPP. 

Pada pelaksanaan rapat banggar Ali Badrudin mengatakan, belum menerima surat untuk mendukung perihal anggaran pelaksanaan PPPK yang disebutkan oleh BKPP.

BKPP beralasan, keputusan tersebut sudah sesuai dengan regulasi BKN. Namun dari BKPP belum bisa menunjukan surat keputusan tersebut kepada DPRD.

"Suratnya mana, suratnya belum ada. Surat yang diajukan BKPP kepada DPRD hanya berupa perintah untuk merekrut PPPK secara mandiri beserta tahapan. Kami belum menerima tempat dan rekanannya. Kalau ada surat yang sah, tidak apa-apa," tegas Ali saat ditemui pascarapat paripurna, Jumat (15/9).

Tentunya, Ali bersama para anggota DPRD berharap, BKPP bisa mempertanggungjawabkan keputusan ini. Sebab, permasalahan tersebut menjadi perhatiannya serius bagi DPRD selaku wakil rakyat.

"Harapan kami ada perubahan, BKPP harus memberitahukan suratnya. Kami pertanyakan serius," imbuh politikus dari PDI-P. 

Menurutnya, pelaksanaan PPPK di UNS ini akan sangat memberatkan para peserta yang diprediksi berjumlah ribuan. Dengan gaji guru honorer yang hanya berkisar ratusan ribu. Pelaksanaan PPPK ini tentu akan sangat memberatkan para peserta, terutama bagi mereka yang tidak lolos. 

"Harapan kami itu sebenarnya dilaksanakan di Pati. Dengan kerja sama universitas siapapun. Kalau di Solo jauh itu. Iya kalau diterima? Kalau tidak, dari ribuan peserta kan yang diterima hanya 600. Sisanya 2400 kan kasihan," tukasnya.