PKL Alun-alun Klaten Antusias Ikuti Relokasi, Pemkab Carikan Lokasi Tambahan

PKL Alun-alun Klaten Antusias Ikuti Relokasi, Pemkab Carikan Lokasi Tambahan Alun-alun Klaten. Sumber: klatenkab.go.id

Klaten, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten memperluas cakupan tempat relokasi bagi para pedagang kaki lima (PKL) Alun-alun Klaten. Perluasan lokasi tersebut dilakukan lantaran lokasi awal dianggap tak cukup untuk menampung PKL.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Klaten, Joko Hendrawan mengatakan, jumlah pedagang yang ditata pada Sabtu sore (18/6) lebih banyak dari data milik Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (DPKUKM) Kabupaten Klaten.

“Data ada 136 PKL kuliner. Tetapi faktanya hari ini hampir 200 pedagang. Tetapi alhamdulillah semua bisa tertata. Masyarakat sekitar juga welcome,” jelas Joko dalam keterangannya.

Joko melanjutkan, semula para PKL rencananya akan ditempatkan di ruas Jalan Bali hingga depan SMP Maria Assumpta. Namun, lokasi tersebut diperluas lagi hingga di depan Gedung Ekokapti agar bisa menampung 200 pedagang.

Selain untuk mengakomodasi pedagang yang belum kebagian tempat, hal ini dilakukan sebagai solusi atas selisih paham antara PKL dengan para petugas gabungan saat relokasi berlangsung Sabtu (18/6), lantaran pemetaan lokasi dagang tidak sesuai.

“Biasa ‘kan di lapangan seperti itu, tapi kita jelaskan, kita bertindak ada dasarnya, ada legalitasnya, jadi tidak masalah. Kalau sudah kita komunikasikan, kita jelaskan  semua terselesaikan,” terangnya.

Dirinya juga menambahkan, titik parkir pedagang di area relokasi tersebut tengah dikaji oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten. Harapannya, titik-titik parkir ini nantinya tidak akan mengganggu lalu lintas.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, memaknai kurangnya tempat relokasi dan membengkaknya jumlah pedagang itu sebagai hal positif. Dia menilai, pedagang justru antusias mengikuti relokasi.

“Berarti tempat yang kami siapkan ini masyarakat menerima. Yang repot itu justru ketika jumlahnya berkurang banyak,” kata Jajang.