Pemkot Yogyakarta Kampanye Program Zero Sampah Anorganik di Kampung Ramadan Jogokariyan

Pemkot Yogyakarta Kampanye Program Zero Sampah Anorganik di Kampung Ramadan Jogokariyan Pembukaan Kampung Ramadan Jogokariyan Tahun 2023. Foto: jogjakota.go.id

Kota Yogyakarta, Pos Jateng - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melaksanakan Kampanye Program Zero Sampah Anorganik di Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ), dalam rangka mengontrol volume sampah di Kota Yogyakarta saat Bulan Ramadan. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi mengharap penjual maupun pembeli KRJ dapat turut menjaga produksi dan pengelolaan sampah.

“Semoga kegiatan ini bisa ikut membantu pemerintah dalam memperhatikan lingkungan, salah satunya aspek sampah. Saya harap sampah harus kita jaga. Ini juga bentuk menyukseskan Program Zero Sampah Anorganik di Kota Yogyakarta,” papar Sumadi saat membuka Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ), Kamis (23/3).

Sebagai informasi, Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) adalah Pasar Ramadan di Jalan Masjid Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron. KRJ rutin digelar selama bulan Ramadan sejak tahun 2004. KRJ Tahun 2023 ini diisi dengan stand produk-produk takjil dari 280 Pedagang UMKM dan 3.000 porsi takjil gratis dari Masjid Jogokariyan. Oleh karena itu, hasil produksi sampah bekas kemasan makanan dan minuman dari KRJ harus dikelola dengan baik.

Lebih lanjut, Sumadi mengapresiasi KRJ yang konsisten digelar selama 19 tahun. Ia berharap selain menjaga lingkungan, KRJ juga dapat memberdayakan sekaligus berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya 280 pedagang KRJ.

“Alhamdulillah peran masjid tidak hanya menjadi pusat dakwah saja tetapi bisa memberdayakan masyarakat. Sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat dengan 280 pedagang yang ikut berpartisipasi untuk menjual dagangannya,” papar Sumadi.

Lalu, Sumadi mendorong KRJ yang sudah diinisiasi Warga Jogokariyan ini, dapat menular kepada takmir-takmir masjid yang lain. Sehingga takmir masjid tidak hanya jadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Takmir tak hanya jadi pusat ibadah tapi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayahnya,” tandasnya.