Orientasi Pembangan Tiga Wilayah Strategis Jateng

Orientasi Pembangan Tiga Wilayah Strategis Jateng Sekda Jateng, Sri Puryono (kiri), saat membuka Rakor Kompilasi, Validasi, dan Pemutakhiran Usulan Program/Kegiatan Prioritas dalam Rangka Penyiapan Masteplan Percepatan Pembangunan Wilayah di Kota Surakarta, Jateng, Rabu (11/9). (Foto: Pemprov Jateng)

SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) bakal menjadikan Kawasan Industri Kendal (KIK) untuk lima sektor unggulan. Makanan dan minuman, tekstil dan fesyen, furnitur, otomatif, serta elektronik.

"Tidak hanya menjadi generator atau pembangkit. Tetapi juga merupakan akselerator untuk mendukung Semarang. Sebagai pusat jasa, bisnis, pemerintahan," ucap Sekretaris Daerah Jateng, Sri Puryono, di Kota Surakarta.

Baca juga:
"Jurus" Jateng Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Jateng Butuh Investasi Rp400 Triliun
Jokowi Dorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jateng

KIK merupakan salah proyek strategis nasional (PSN). Diresmikan Presiden pada 2016. Kelima sektor tersebut, bakal menempati 1.000 dari 4.500 hektare yang ada.

"Juga diharapkan memicu pertumbuhan ekonomi kawasan Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi). Dan dapat mendorong pembangunan wilayah Pakudjembara (Pati, Kudus, Demak, Jepara, Rembang, dan Blora)," tuturnya.

Tak sekadar itu. Pemprov pun menargetkan penataan Borobudur mengoptimalkan potensi yang ada di Purworejo, Wonosobo, Magelang, dan Temanggung (Purwomanggung).

Sedangkan Kawasan Industri Brebes (KIB), mengutip laman Pemprov Jateng, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan wilayah. Karena ditargetkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Pur menargetkan demikian, lantaran kawasan strategis provinsi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Seperti berdiri di lahan seluas 4.000 hektare.

KIK, Borobudur, dan KIB merupakan tiga titik yang digenjot Pemprov Jateng dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tujuh persen.