Musim Hujan, Ratusan Desa di Sragen Rawan Bencana

Musim Hujan, Ratusan Desa di Sragen Rawan Bencana Longsor di Minahasa Selatan, Sulut, menutupi akses jalan trans Sulawesi di Desa Blongko, Kecamatan Sinonsayang, 11 Februari 2018. (Foto: BNPB)

Sragen - Puluhan desa di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), rawan terjadi bencana alam pada musim penghujan. Bencana yang terjadi, seperti tanah longsor, puting beliung, dan banjir.

Berdasarkan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, 208 desa/kelurahan rawan puting beliung, 65 desa rawan banjir, dan 14 desa rawan tanah longsor.

"Selain potensi banjir dan tanah longsor, masih ada potensi bencana puting beliung," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono.

Desa-desa rawan banjir berada di 14 kecamatan. Sedangkan potensi longsor di enam kecamatan, meliputi Masaran, Plupuh, Sidoharjo, Sambirejo, Kalijambe, dan Sumberlawang.

"Pemetaan bencana puting beliung menyebar di 20 kecamatan. Bencana tersebut, susah diprediksi. Sehingga, untuk pemetaannya susah dilakukan," imbuh dia.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen, Giyanto, menambahkan, pemetaan puting beliung hanya bisa dilakukan dengan melihat kasus paling banyak dari tahun ke tahun.

Data BPBD Sragen menyebutkan, puting beliung merata di 20 kecamatan. BPBD akan mulai memasang jalur evakuasi di Dukuh Sejeruk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, untuk persiapan, bila terjadi tanah longsor.

Melansir solopos.com, Desa Musuk termasuk wilayah tanggap bencana, selain Desa Krikilan, Kalijambe dan Desa Tangkil, Sragen Kota.

"Artinya, desa tersebut memiliki kesadaran secara mandiri. Bila terjadi bencana, langsung melakukan tindakan cepat sembari menunggu tim BPBD datang," jelas Giyanto.

BPBD Sragen pun sudah melakukan persiapan, baik personel, peralatan, dan armada. Bahkan, memperbaiki perlatan yang rusak.

"Kendaraan juga sudah dikontrol dan diservis. Personel ada juga yang piket harian. Tinggal sosialisasi ke masyarakat," tukasnya.