Mayoritas Kebakaran Lahan di Jateng Akibat Ulah Manusia

Mayoritas Kebakaran Lahan di Jateng Akibat Ulah Manusia Kobaran api membakar hutan di kawasan puncak Gunung Merbabu terlihat dari Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, Kamis (12/9). (Foto: Antara Foto/Mohammad Ayudha)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyebut, mayoritas kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya faktor manusia. Mencapai 90 persen.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng, Teguh Dwi Paryono, mencontohkan dengan kejadian di Gunung Merbabu. Masyarakat yang datang umumnya melakukan ritual. Mereka membawa sesajen dan dupa. Lalu ditinggal dalam keadaan terbakar.

Baca juga:
Bencana di Jateng Didominasi Kebakaran
Satwa Endemik Terancam karena Merbabu Terbakar
Pembangunan Selatan Jawa Miskin Perspektif Kebencanaan

"Di Merbabu itu, rata-rata pohon pinus yang getahnya menghasilkan gondorukem atau minyak terpentin. Makanya, api lebih cepat membesarnya dan lama," ucapnya.

Luas wilayah terbakar di Merbabu mencapai 468 hektare. Petugas terkendala medan untuk menjinakkan "si Jago Merah".

"Api bukan dari atas ke bawah. Tapi, dari bawah ke atas. Kita berdoa. Semoga lekas hujan dan padam," kata dia, menukil Solopos.

Kendati begitu, Teguh mengklaim, pemprov telah mendata warga Boyolali terdampak kebakaran lahan di Merbabu. Namun, enggan menyebut terjadi krisis air.

"Pipa PDAM tidak terdampak. Yang terdampak itu milik warga yang kebetulan tidak dipendam dan berada di tebing dan mengalirkan dari Tuk Sipendok," pungkasnya.