Kondisi Pasar Induk Brebes Dikeluhkan

Kondisi Pasar Induk Brebes Dikeluhkan Pemkab Brebes sisir Pasar Induk jelang penilaian Adipura, Maret 2016. (Foto: Pemkab Brebes)

Brebes - Pengunjung mengeluhkan kondisi Pasar Induk Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng). Selain semrawut, pun kerap mengganggu arus lalu lintas sekitar.

"Padahal, itu Pasar Induk, tapi semrawut dan kumuh. Harusnya bisa ditata lebih rapi lagi dan pedagang tidak berjualan di luar sampai ke jalan," ujar seorang pengunjung, Sunarsih, Minggu (24/2).

Pedagang yang membuka lapak di pinggir jalan menyebabkan kemacetan. Faktor lain, banyak tukang becak memarkirkan kendaraannya di sembarang tempat.

Pasar terasa kian kumuh saat hujan turun. Beberapa bagian luar pasar becek berlumpur dan muncul aroma tak sedap.

"Saya berharap dilakukan penataan, agar pengunjung betah berlanja di pasar. Apalagi, Pasar Induk ini, kan, jadi area penilaian Adipura juga," beber dia.

Komplain serupa disampaikan seorang supir truk, Suwito. Dirinya mengungkapkan, beberapa kali hampir menabrak pengunjung pasar, karena lalu lalang melintas saat berbelanja.

"Daerah itu rawan kecelakaan. Pedagang, kan, ada yang berjualan sampai tepi jalan. Ada parkir, bahkan bus ngetem juga. Padahal, itu masuk jalan pantura," ucapnya.

Mayoritas Rusak
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Brebes, Maryono, menyatakan, 60 persen dari 24 pasar tradisional dalam kondisi rusak dan harus direvitalisasi.

Dirinya pun mengklaim, kondisi kumuh dan semrawut hal lumrah. Kewajaran bagi pasat tradisional.

"Yang namanya pasar tradisional, ya, begitu; semrawut dan kumuh. Hampir seluruh pasar tradisional di Brebes kondisinya sama," kilah dia.

Data Dikopumdag Brebes mencatat, 110 pedagang berjualan di luar Pasar Induk. Rencananya ditata pada 2019. "Ke depan, tidak ada pedagang lagi yang berjualan di luar," jelasnya.

Soal revitalisasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes cuma mencanangkan Pasar Tanjung dan Bantarkawung pada tahun ini. Total anggarannya berasal dari dana alokasi khusus (DAK) Rp3 miliar.

"Kedua pasar itu sudah memprihatinkan. Nanti, 80 persen pembangunannya dari keseluruhan bangunan pasar. Jadi, sekalian direvitalisasi," tuntas Maryono.