Klaten Aman dari Guguran Lava Merapi

Klaten Aman dari Guguran Lava Merapi Gunung Merapi. (Foto: Instagram/@btngunungmerapi)

Klaten - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah (Jateng), memastikan, daerahnya aman dari dampak guguran lava yang dikeluarkan Gunung Merapi, Jumat (4/1), pukul 21.01. Soalnya, hujan abu terjadi sejenak dan tipis.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Bambang Giyanto, menyatakan, hanya Desa Tegalrejo, Kecamatan Kemalang, yang melaporkan hujan abu tipis pasca-Merapi mengeluarkan lava pijar sejauh 1,2 kilometer ke arah hulu Kali Gendol.

"Hujan abu tadi malam, sekitar pukul 21.30. Hanya berlangsung sekitar satu menit. Sehingga, tidak berdampak apa-apa," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (5/1).

Usai menerima laporan, BPBD melakukan penilaian dan mengirimkan masker untuk warga. "Kondisinya saat ini sangat aman, tidak ada apa-apa," jelas dia.

Pun tak ada wilayah Klaten yang terdampak aktivitas vulkanik Merapi. Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, wilayah terdekat dengan gunung api tersebut dengan jarak sekitar lima kilometer dari puncak Merapi. 

Untuk sementara, jarak tiga kilometer dari puncak Merapi merupakan zona steril dari aktivitas warga. Status gunung masih waspada atau level II.

Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, guguran lava pijar Merapi pada Jumat malam berdurasi 150 detik dengan amplitudo 70 milimeter dan jarak luncur 1,2 kilometer ke arah hulu Sungai Gendol.

Kubah Lava
Aktivitas Merapi diikuti pertumbuhan kubah lava. Periode 27 Desember 2018-3 Januari 2018, volumenya 415 ribu meter kubik dengan pertumbuhan 3.800 meter kubik per hari.

Jumlah tersebut meningkat dibanding pekan sebelumnya, 389 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 2.300 meter kubik. Artinya, rerata peningkatan 1.500 meter kubik per hari.

Kendati begitu, pertumbuhan masih kategori rendah. Soalnya, di bawah 20 ribu meter kubik per hari.

Meski demikian, BPPTKG melarang pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana, bebas aktivitas penduduk pada radius tiga kilometer, serta mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti informasi resmi.