BKKBN Apresiasi Pelaksanaan Program KB di Sragen

BKKBN Apresiasi Pelaksanaan Program KB di Sragen Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo (kiri), bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati (tengah), di Kabupaten Sragen, Jateng, Selasa (17/9). (Foto: Antara/Aditya Ramadhan)

SRAGEN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengapresiasi Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), dalam menekan pertumbuhan penduduk. Pangkalnya, capaian angka kesuburannya (total fertility rate/TFR) melampaui target.

"Contoh nyata dua anak cukup ialah Sragen. Kabupaten lain saja menuju 2,1 tertatih-tatih. Tapi Sragen, bisa dua," ujar Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Selasa (17/9).

Karenanya, BKKBN bakal mereplikasi kebijakan Sragen. Kemudian diadopsi di daerah lain. "Saya salut," ucap dia.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mencatat, pasangan usia subur di daerahnya pada Agustus 2019 mencapai 179.059 orang. Sedangkan peserta KB 133.997 jiwa.

"Hari ini, sebanyak 200 pasang susuk dan IUD (KB spiral). Akan dilayani di Puskesmas Sambungmacan," kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Jarak Hamil
Di sisi lain, Hasto mengajak publik menjaga jarak kehamilan. Berpotensi memicu masalah gagal tumbuh kembang (stunting) dan gangguan emosional. Jika terlalu dekat.

Hal tersebut, ungkap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, sesuai hasil riset kesehatan dasar 2018. Stunting dan autisme cenderung terjadi pada anak kedua.

"Sebanyak delapan dari 100 orang yang lahir mengalami gangguan emosional. Seperti klepto, megalomania atau yang merasa dirinya paling hebat," tuturnya.

Dia menjelaskan, jarak kehamilan yang baik 33 bulan. Atau dua tahun sembilan bulan. "Pembangunan keluarga sangat penting. Agar harmonis dan bahagia," pungkasnya, mencuplik Antara.