Bertambah, Jumlah Korban Jiwa Bencana di Bantul

Bertambah, Jumlah Korban Jiwa Bencana di Bantul Tim gabungan melakukan pencarian korban longsor di Dusun Kedungbuweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (18/3). (Foto: Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah)

Bantul - Jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bertambah. Sebelumnya dikabarkan dua orang.

Keempatnya merupakan warga Kecamatan Imogiri. Satu orang tewas karena hanyut. Sisanya tertimbun tanah longsor. Satu orang berhasil ditemukan, sedang dua lainnya masih dalam pencarian petugas.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, menyatakan, warga yang meninggal atas nama Painen (71), warga Desa Karangtengah. DIa kejatuhan tembok saat banjir.

"Sementara tiga warga lainnya, akibat longsor di Dusun Kedung Buweng. Masing-masing atas nama Sudiatmojo (86), Eko Supatmi (46), dan Rufi Kusuka Putri (9)," ujarnya, Senin (18/3).

Baca juga:
Hujan Seharian, Bantul Dilanda Banjir
Banjir-Longsor Landa DIY, Dua Warga Bantul Berpulang
Bantul Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Dua dari tiga korban jiwa karena longsor, sambung dia, masih belum ditemukan. "Yaitu, Rufi Kusuka Putri dan Sudiatmojo," ucapnya. Sementara Eko Supatmi ditemukan Minggu (17/3) malam.

BPBD Bantul sampai kini masih melakukan proses pencarian. Ia dibantu relawan dan instansi terkait lain. Tim gabungan menggunakan tiga alat berat dalam proses evakuasi.

Lokasi kejadian longsor di Kedung Buweng menimpa dua rumah yang terletak persis di bawah makam raja-raja Mataram sisi timur. Tebing setinggi 100 meter lebih jatuh mengarah selatan.

Ketua RT 02, Ismoyo Hartono, menyatakan, bencana berlangsung sekitar pukul 21.00. Prosesnya sangat cepat. Korban tak sempat  menyelamatkan diri. "Ada lima rumah dan enam unit mobil yang terkena terjangan longsor," ungkapnya.

Revitalisasi Makam
Sementara, Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY akan berkoordinasi dengan dinas terkait soal perbaikan makam raja-raja Mataram di Imogiri. "Seperti dengan Dinas PU dan yang lain. Termasuk BPBD juga," terang Kepala Disbud DIY, Aris Eka Nugraha, terpisah.

Pemerintah provinsi (pemprov) juga berencana memantau lokasi tanah longsor. Hasilnya akan didiskusikan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

Longsor memutus akses menuju makam Sri Sultan HB IX. Lebar longsoran mencapai sekitar 50 meter. Bencana turut menerpa bangunan calon makam Sri Sultan HB X.

"Yang jebol itu, pondasi bangunan calon makam Sri Sultan HB X. Memang bangunannya baru, dibandingkan dengan makam Sri Sultan HB IX," tandas seorang satu abdi dalem dan penjaga makam Sri Sultan HB IX, Joko Nugroho.