Bengawan Solo Tercemar, Air Baku Tak Bisa Diolah

Bengawan Solo Tercemar, Air Baku Tak Bisa Diolah Bengawan Solo tercemar. (Foto: Istimewa)

Surakarta - Pencemaran air Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah (Jateng), lebih pekat saat musim kemarau. Alhasil, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jurug dan Jebres dihentikan operasinya sejak Minggu (28/10) malam. 

"Kali ini lebih parah dari tahun-tahun lalu. Biasanya masih bisa diolah, sekarang tidak bisa," ungkap Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta, Bayu Tunggul, beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, air baku yang menjadi sumber air minum PDAM Surakarta tercemar parah. Kala diolah, air masih berwarna kuning, berminyak, dan berbau.

Sehingga, air baku yang sudah diolah tidak layak dikonsumsi. Sekitar 20 persen dari total 59 ribu pelanggan terdampak.

"Dua IPA ini menyalurkan air ke Mojosongo, Ngoresan, Jebres, Pucangsawit, Jagalan, dan Sangkrah. Ada 12 ribu pelanggan di daerah ini," beber Bayu, melansir detik.com.

Sementara, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terkait masalah tersebut.

"Kita coba koordinasi dengan BBWS untuk menggelontorkan air dari Waduk Gajah Mungkur, supaya air Bengawan Solo bisa diolah," terangnya.

Mengenai koordinasi dengan kabupaten sekitar Surakarta yang juga dilintasi Bengawan Solo, Rudy memilih berkoordinasi dengan BBWS. "Itu satu-satunya jalan," ucapnya.

"Kita tidak bisa menunjuk siapa yang mencemari. Dari hulu sampai Jurug, itu siapa yang mencemari, kita enggak tahu," tuntas politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.