Bencana di Jateng Didominasi Kebakaran

Bencana di Jateng Didominasi Kebakaran Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

SEMARANG - Kebakaran, longsor, dan angin topan mendominasi bencana alam di Jawa Tengah (Jateng). Dalam beberapa tahun terakhir.

Sekretaris Daerah Jateng, Sri Puryono, mencontohkan dengan kebakaran di Gunung Merbabu, Slamet, dan Merapi yang tengah terjadi. "Sampai dengan saat ini, kemungkinan (luas lahan) bertambah," katanya, Kamis (19/9).

Baca juga:
Gunung Slamet Terbakar Lagi
Lagi, Muncul Api di Gunung Merbabu

Kebakaran di Merbabu, pekan lalu, setidaknya menghanguskan 436 hektare. Sedangkan di Slamet, api telah melahap lahan seluas 240 hektare. Insiden kembali terjadi di dua lokasi tersebut. Awal minggu ini.

"Diharapkan kejadian bencana kebakaran di Gunung Merbabu dan Gunung Slamet dapat segera diatasi. Dengan upaya sinergis semua pihak yang terkait," tuturnya.

Sebagai informasi, indeks risiko bencana Indonesia 2013 menunjukkan, Jateng tergolong wilayah berisiko bencana tinggi dengan skor 158. Menempati urutan ke-13 secara nasional.

Sementara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mencatat, ada 1.574 bencana sepanjang 2016. Naik menjadi 2.304 kejadian pada 2017. Tahun lalu, jumlahnya 1.760 kasus.

Menyiapkan anggaran. Salah satu mitigasi bencana yang dilakukan pemprov. Selain menciptakan organisasi, koordinasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Sudaryanto, menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Untuk menanggulangi kebakaran lahan di kawasan pegunungan.

Tim gabungan baru berhasil memadamkan api di Merapi wilayah Kecamatan Baleran, Kabupaten Klaten, Rabu (18/9) malam. Namun, "si jago merah" masih "mengamuk" di Merbabu dan Slamet.

"Sampai sekarang, warga sekitar Gunung Slamet dan Merbabu tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan, tidak sedikit yang ikut membantu (memadamkan api)," tandasnya, mengutip laman Pemprov Jateng.