Atasi Banjir, Pemkot Semarang Alokasikan Rp100 Miliar

Atasi Banjir, Pemkot Semarang Alokasikan Rp100 Miliar Anggota DPRD Kota Semarang meninjau lokasi banjir di wilayah timur, Kaligawe, Rabu (28/9). (Foto: DPRD Kota Semarang)

Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengalokasikan Rp100 miliar untuk menangani banjir. Anggaran untuk beragam pengadaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum PU Kota Semarang, Iswar Aminudin, menyatakan, pengadaan dilakukan karena kekurangan alat berat. Begitu pula untuk pompa dan penyelenggaraan swakelola saluran sekunder dan tersier.

"Semakin saya genjot teman-teman DPU untuk penanganan banjir, ternyata alat berat tetap kurang," ujarnya, Minggu (17/3). Dinas PU kini cuma memiliki 11 unit ekskavator.

Seluruh ekskavator ditempatkan di wilayah timur. Untuk pengerukan sedimentasi saluran sekunder maupun tersier.

Dinas PU kekurangan ekskavator jenis amphibios. Bisa langsung diturunkan ke sungai.

Pemkot juga berencana membeli dua unit pompa portabel pada 2019. Sekarang cuma mempunyai empat unit. Seluruhnya telah dipakai. 

"Pompa portabel memang bisa dipindah-pindah. Namun, butuh biaya banyak," ucap dia. "Karena pipa-pipanya sangat besar," sambungnya.

Pengadaan pompa portabel kini dalam tahap lelang. Nantinya akan dipasang di saluran Madukoro. Untuk menangani banjir di area Pasar Karangayu, Pusponjolo, Puri Anjasmoro, dan sekitarnya.

Alokasi anggaran pengadaan dua pompa portabel sebesar Rp31 miliar. "Masih kurang. Tahun depan kami akan tambah lagi," terangnya.

Sementara, Pemkot Semarang fokus menangani banjir di wilayah timur pada 2019. Dari Gayamsari, Pedurungan, hingga Genuk.

Dinas PU pun fokus terhadap wilayah Meteseh dan Sigarbencah. Banyak alih fungsi lahan di sana. Pembangunan perumahan tak diimbangi kapasitas penampungan air.

"Pengembang hanya memanfaatkan saluran milik Pemkot. Padahal, kapasitas salurannya kecil. Harusnya, benar-benar menghitung air yang akan terbuang," tutup Iswar.