Sempat Terhenti, Sumbar Kembali Ekspor 20 Ton Ikan Kerapu ke Hong Kong

Sempat Terhenti, Sumbar Kembali Ekspor 20 Ton Ikan Kerapu ke Hong Kong Foto: kkp.go.id

Padang, Pos Jateng – Setelah terhenti selama satu tahun akibat pandemi, Provinsi Sumatera Barat kembali mengirimkan sebanyak 20 ton ikan kerapu hidup dari Kepualauan Anambas ke Hong Kong dengan nilai ekspor mencapai Rp 945 juta.

Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Rudi Barmara, menyebutkan 20 ton ikan kerapu yang diekspor terdiri dari dua jenis, yakni kerapu cantik dan kerapu cantang.

Kedua jenis ikan kerapu tersebut merupakan hasil budidaya CV Andalas Samudera Sejati yang telah mengantongi sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB).

"Kita mendukung ekspor dan juga telah menerbitkan sertifikat kesehatan ikan (HC) ekspor berbasis Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) guna mempercepat proses sertifikasi ekspor," sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong aktivitas ekspor produk perikanan budidaya, termasuk ikan kerapu hidup.

Slamet menegaskan, pihaknya terus berupaya menjaga neraca perdagangan produk perikanan budidaya terus positif, utamanya memasuki kuartal III 2020.

"Neraca perdagangan mutlak harus positif, sehingga cadangan devisa dari subsektor ini bisa meningkat. Tentu kita ingin naikan secara signifikan. Ini target kita," kata Slamet dikutip dari kkp.go.id.

Lebih lanjut, Kepulauan Anambas punya potensi sumber daya ikan yang melimpah, termasuk kerapu. Kepulauan ini aspek geostrategis, yakni letak geografisnya yang menguntungkan secara ekonomi sehingga ongkos kirim menjadi lebih efisien.

"Logistic cost bisa ditekan. Saya kira ini konsen kita, bagaimana sumber daya perikanan budidaya bisa kita manfaatkan secara optimal dan berkelanjutan," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, menilai aktivitas ekspor ini telah membantu perekonomian masyarakat di wilayahnya. Dia juga memastikan usaha budidaya kerapu akan menjadi program prioritas ke depan dan akan terus dikembangkan, mengingat potensi budidaya laut di Sumatera Barat sangat luar biasa.

"Ini patut kita apresiasi dan harus kita dorong untuk terus dikembangkan di Sumatera Barat," kata Audy saat menyerahkan Health Certificate (HC) yang telah diterbitkan oleh SKIPM Padang kepada CV Andalas Samudera Sejati.

Adapun selama kurun waktu Januari 2020 hingga awal September 2020, ekspor kerapu hidup asal Anambas mencapai 76,80 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp 5,28 milyar.